Seorang muslim sudah seharusnya untuk senantiasa mempermudah urusan orang lain. Terlebih Rasulullah SAW sendiri dalam banyak haditsnya telah menjelaskan betapa besarnya ancaman yang akan diterima bagi siapa saja yang justru malah menyulitkan urusan sesamanya.
Berikut ini beberapa hadits tentang menyusahkan orang lain yang mungkin dapat dijadikan referensi oleh Anda dalam menyusun kultum, ceramah, dan yang semisalnya.
1. Akan Dipersulit Allah di Hari Kiamat
وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقِ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya pada hari Kiamat.” (HR Al-Bukhari)
Sebagai mahluk sosial, tentu sesama manusia akan saling membutuhkan. Pengusaha butuh karyawan, murid butuh guru, pedagang butuh pembeli, dan berbagai hubungan lainnya.
Ketika melakukan aktivitasnya tersebut, seorang muslim tidak boleh sama sekali mempersulit urusan saudaranya. Sebagai contoh, bila Anda merupakan seorang dosen yang sedang membimbing mahasiswa dalam menyusun skripsi, maka Anda tidak boleh sampai menyulitkan mahasiswa bimbingan Anda dengan cara sok sulit ditemui, terlalu killer dan yang semisalnya.
Bagi siapa saja yang mempersulit urusan seseorang, khususnya kaum muslim, maka niscaya Allah akan menyulitkannya di akhirat kelak. Tentu kita tidak mau hal itu terjadi bukan?
2. Diberikan Madharat Oleh Allah
مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ.
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (HR Abu Dawud)
Tidak jauh berbeda dengan hadits yang pertama, pada hadits ini Rasulullah juga kembali menegaskan larangan bagi seorang muslim untuk menyulitkan saudaranya. Bagi Anda yang justru sengaja menyulitkan urusan orang lain, maka bersiaplah akan dibuat susah oleh Allah Swt.
Adapun kapan waktunya akan disusahkan oleh Allah? Wallaahu A’lam, bisa jadi di kehidupan dunia sekarang maupun nanti di akhirat.
3. Didoakan Keburukan Oleh Rasulullah
عن عائشة رضي الله عنها قالت: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في بيتي هذا: اللهم من وَلِيَ من أمرِ أمتي شيئًا فشَقَّ عليهم فاشقُقْ عليه، ومن وَلِيَ من أمر أمتي شيئًا فرفَق بهم فارفُقْ به.
Dari Aisyah R.A dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda ketika sedang berada di rumahku, ‘Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi urusan umatku kemudian dia merepotkan umatku maka susahkanlah dia.” (HR Muslim)
Doa yang terdapat dalam hadits di atas, merupakan doa Rasulullah bagi siapa saja yang suka menyulitkan orang lain. Dalam konteks zaman sekarang, doa ini lazimnya dipakai untuk mendoakan penguasa zalim yang kerap kali mencekik rakyat dengan kebijakan-kebijakannya yang amburadul dan terkesan sembrono.
4. Diabaikan Oleh Allah
عن أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ :مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)
Hadits di atas ini memang tidak menjelaskan tentang menyulitkan orang lain. Bahkan justru hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ini menjelaskan bahwa jika kamu ingin ditolong Allah pada hari kiamat kelak, maka salah satu syaratnya adalah dengan banyak membantu sesama muslim dan bukan menyulitkannya.
Itu artinya, hadits ini memiliki mafhum mukholafah (pemahaman kebalikan) yang singkatnya adalah jika kamu memang ingin diabaikan oleh Allah pada hari kiamat, maka sulitkanlah urusan orang lain.
5. Menjadi Orang yang Bangkrut
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
Secara simpelnya, hadits ini memang tidak secara langsung menyebut seputar menyulitkan orang lain, namun poin-poin diatas seperti menumpahkan darah, makan harta, mencaci, menuduh, dan memukul tanpa sebab merupakan perkara-perkara yang dapat termasuk dalam kategori menyulitkan orang lain.
Adapun ancaman yang akan didapatkan oleh siapa saja yang melakukan perbuatan-perbuatan di atas adalah menjadi orang yang bangkrut di akhirat karena seluruh tabungan amalnya tersapu bersih.
Baca juga:
Hadits Tentang Menghina Fisik Orang Lain
Hadits Tentang Mengidolakan Artis
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!