Kumpulan 7 Hadits Tentang Kejujuran Membawa Kebaikan

Jujur adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Banyak sekali dalil di dalam Al Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang berbagai keutamaannya. Salah satunya adalah hadits tentang kejujuran membawa kebaikan.

Namun tidak hanya itu, di artikel ini kami tidak hanya sekedar mengulas satu hadits, tetapi beberapa hadits lainnya yang membahas kejujuran.

1. Jujur Membawa Kebaikan

عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا. وَ اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَـهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اْلفُجُوْرُ يَـهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ وَ يَـتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ كَـذَّابـًا

Artinya: “Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (Muttafaq Alaih)

Tatkala memerintahkan suatu perkara, Allah SWT lazimnya telah mempersiapkan balasan setimpal bagi siapa saja yang mentaatinya. Dalam hal ini, ketika Allah melalui lisan utusan-Nya mewajibkan hamba-Nya untuk berkata jujur, Dia telah menjanjikan bahwa kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebaikan. Dan hasil dari kebaikan itu sendiri ialah mendapatkan surganya di akhirat kelak.

2. Dijamin Surga Oleh Rasulullah

اِضْمَنُوْا لىِ سِتًّا مِنْ اَنـْفُسِكُمْ، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْـتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْـتُمِنْـتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبـْصَارَكُمْ، وَ كُـفُّـوْا اَيـْدِيـَكُمْ

Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian. Jujurlah apabila kamu berbicara, tunaikan janji apabila kalian berjanji, laksanakan apabila kalian diberi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan jagalah tangan kalian.” (HR Ibnu Abdilbar)

Tidak jauh berbeda dengan hadits pertama, pada hadits ini Rasulullah Saw. memberikan jaminan surga bagi siapapun di kalangan ummatnya yang berhasil menunaikan 6 perkara di atas. Yang mana salah satunya adalah jujur ketika berbicara.

3. Memperoleh Ketenangan Hati

Berkata Hasan bin Ali R.A,

حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ

Aku menghafal dari Rasululllah SAW: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan.” (HR Tirmidzi)

Pada dasarnya, bagi siapapun yang masih memiliki keimanan di dalam hatinya, ia akan selalu merasa tidak tenang jika melakukan kemaksiatan. Sebaliknya, jika seorang mukmin melakukan kebajikan, maka hatinya pasti akan merasa tenang dan tentram. Tak terkecuali dengan sifat jujur. Siapa saja yang senantiasa jujur, maka hatinya akan diliputi ketenangan zhahir dan batin

4. Tidak Akan Dicap Sebagai Orang Jahat

إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ

“Sesungguhnya, para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat), kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.” (HR Tirmidzi)

Diantara golongan besar manusia yang kerap kali tidak jujur dalam bermuamalah adalah para pedagang. Maka dari itu tidak heran jika Allah membuatkan satu surat tersendiri di dalam Al Qur’an yaitu Al Muthaffifin untuk menyindir pembuatan mereka. Karena itu, wajar saja bila pedagang yang tidak jujur mendapatkan ancaman yang luar biasa dari Allah Swt.

Hanya saja, bila seorang pedagang jujur, maka ia akan mendapatkan berbagai keutamaan baik di dunia maupun di akhirat. Salah satunya ialah ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan sebagai orang yang baik.

5. Terhindar dari Sifat Munafik

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (HR Bukhari)

Hadits di atas memang tidak menyebut secara langsung kata jujur dalam lafadznya, namun secara maknanya hadits ini mengandung makna bahwa orang yang jujur itu sudah pasti bukan orang munafik. Hal ini karena diantara ciri orang munafik adalah gemar berdusta dalam berbicara.

Terhindar dari sifat munafik merupakan suatu anugerah yang patut disyukuri. Mengingat dosa yang akan didapatkan orang-orang tersebut sangatlah berat. Disebutkan dalam sebuah ayat di Al Qur’an, orang munafik nantinya akan menghuni keraknya api neraka.

6. Kunci Keselamatan

أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا : حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِي طُعْمَةٍ

”Ada empat hal yang jika terdapat pada anda maka tidak membahayakan anda segala hal yang anda luput dari dunia: menjaga amanah, perkataan jujur, akhlak yang baik, menjaga iffah dalam hal makanan.” (HR Ahmad)

Sebagai seorang manusia tentu akan mendambakan hidup yang tenang, bahagia, dan tentu selamat dari marabahaya dunia. Nah, dalam hal ini Rasulullah telah memberikan beberapa amalan agar seseorang selamat dari bahaya dunia. Amalan-amalan tersebut dapat Anda lihat pada hadits di atas.

7. Mendapatkan Keberkahan

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” (Muttafaq Alaih).

Kembali berbicara soal penjual yang jujur dalam bermuamalah, hadits ini juga menjelaskan keutamaan bagi siapa saja penjual ataupun pengusaha yang senantiasa tidak menyembunyikan sesuatu ketika sedang bernegosiasi dengan pelanggannya. Apabila para penjual tersebut istiqomah dengan kejujuran tersebut, niscaya keberkahan dari Allah yang tiada dua-Nya akan mengalir deras. Wallaahu A’lam

Baca hadits lain:

Hadits Tentang Sakit dan Sabar

Hadits Tentang Wanita yang Berkata Kasar