Perlu Anda ketahui, banyak hadits tentang mempersulit orang lain yang menjelaskan betapa Rasulullah betul-betul melarang umatnya untuk saling menyulitkan satu sama lain. Sebaliknya, Baginda Saw. dengan tegasnya di banyak hadits lain memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama.
Karena itu sebagai pengingat bagi kita semua, disini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang mempersulit orang lain. Semoga bermanfaat ya!
1. Dibalas Sesuai dengan Perbuatannya
عن أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ :مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)
Allah Maha Adil. Itulah kandungan utama yang tampak dalam hadits ini. Karena itu, jika Anda memang betul-betul tidak ingin menderita kesulitan, baik itu kesulitan di dunia maupun nanti di akhirat, maka jangan sekali-kali menyulitkan orang lain karena perbuatan yang telah Anda lakukan.
Misalnya, bila Anda adalah seorang dokter, maka permudahlah segala urusan pasien Anda. Jika Anda seorang dosen pembimbing, maka tidak perlu mempersulit skripsi mahasiswa, dan berbagai contoh serupa lainnya.
2. Siapakah Orang yang Bangkrut?
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Pada hadits ini, Nabi Saw. dengan jelas di hadits ini menerangkan tentang hakikat orang yang bangkrut. Menurut sang Baginda, orang yang bangkrut bukanlah orang yang merugi dalam jual beli sehingga usahanya gulung tikar seperti yang kita gambarkan saat ini.
Melainkan orang bangkrut adalah siapa saja yang “pulang” ke akhirat dengan membawa beberapa dosa yang belum diselesaikan di dunia, diantaranya seperti mencaci dan menuduh orang lain. Kedua hal tersebut merupakan aktivitas yang mempersulit urusan orang lain bukan?
Ketika kita menuduh seseorang dalam hal ini memfitnah orang tersebut, tentu hal tersebut sangat mempersulit situasi orang yang dituduh.
3. Ancaman dari Allah
مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ.
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (HR Abu Dawud)
Hadits ini setidaknya merupakan satu dari sekian banyak ancaman yang akan didapatkan siapa saja yang gemar menyulitkan orang lain. Karena itu jika Anda tidak ingin mendapatkan karma buruk dari yang apa telah dilakukan, maka hendaknya jangan sekali-kali untuk mencoba mempersulit kehidupan sesama manusia.
4. Mendapatkan Kesulitan pada Hari Kiamat
وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقِ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya pada hari Kiamat.” (HR Bukhari)
Makna pada hadits di atas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hadits ketiga. Yang mana pada intinya jika memang Anda ingin dilapangkan hidupnya oleh Allah tanpa diberikan kesulitan oleh-Nya, maka hendaknya untuk tidak mempersulit hidup orang.
5. Didoakan Keburukan
عن عائشة رضي الله عنها قالت: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في بيتي هذا: اللهم من وَلِيَ من أمرِ أمتي شيئًا فشَقَّ عليهم فاشقُقْ عليه، ومن وَلِيَ من أمر أمتي شيئًا فرفَق بهم فارفُقْ به.
Dari Aisyah R.A dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda ketika sedang berada di rumahku, ‘Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi urusan umatku kemudian dia merepotkan umatku maka susahkanlah dia.” (HR Muslim)
Dengan sangat jelas, dalam riwayat shahih ini Baginda Saw. berdoa kepada Allah untuk melimpahkan kesulitan kepada siapa saja yang memiliki kewenangan dalam mengurusi urusan umat islam kemudian dia justru membuat berbagai kebijakan zalim yang sangat mencekik. Wallaahu A’lam
Baca juga:
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!