Kumpulan 7+ Hadits Tentang Membantu Orang Lain: Dalil dan Keutamaannya!

Membantu orang lain adalah aktivitas yang sangat mulia dan dapat mengundang kebahagiaan bagi para pelakunya. Karena itu tidak ada heran jika banyak hadits tentang membantu orang lain yang diriwayatkan langsung dari Nabi SAW. Apa saja haditsnya? Kuy langsung baca aja disini!

1. Dibantu Allah

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya.

Barang siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Sebagai sesama saudara, sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk membantu dan memperhatikan saudarnya jika sedang kesusahan. Misalnya, apabila ada yang kekurangan makanan, maka bantulah dengan memberikan makanan. Jika ada yang tertimpa musibah, maka tolonglah dan hiburlah mereka.

Insya Allah dengan bantuan yang telah Anda berikan, Anda kelak akan mendapatkan bantuan dari Allah di hari kiamat.

2. Rasulullah Selalu Membantu

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata,

مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ فَقَالَ لَا

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimintai sesuatu (yang beliau mau), beliau tidak pernah menjawab: ‘Tidak’.” (HR Muslim)

Dari hadits ini, digambarkan bahwa Nabi SAW saja sebagai seorang rasul, pemimpin, panglima, ayah, kakek, dan guru, beliau tidak pernah merasa gengsi untuk membantu muslim lainnya. Bahkan dikisahkan dalam banyak riwayat beliau terkadang membantu orang lain tanpa diminta terlebih dahulu. Namun apabila diminta pun beliau tidak pernah menolaknya selama memang hal tersebut dapat ia lakukan.

3. Penggambaran Sifat Nabi Oleh Khadijah

لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي، قَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ: كَلَّا أَبْشِرْ، فَوَاللهِ، لَا يُخْزِيكَ اللهُ أَبَدًا، وَاللهِ، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتُكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ} صحيح مسلم (1/ 141{(

“Aku (Muhammad) benar-benar khawatir pada diriku.” Khadijah terus menghibur beliau dengan berkata, “Sekali-kali tidak, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, selama-lamanya. Demi Allah! Sesungguhnya, kamu telah menyambung tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul beban orang lain, suka mengusahakan sesuatu yang tidak ada, menjamu tamu dan senantiasa membela kebenaran.” (HR Muslim)

Kisah di atas terjadi pada saat Rasulullah SAW pulang dari gua hiro setelah mendapatkan wahyu dari Allah. Kala itu baginda Nabi merasakan kekhawatiran serta kecemasan yang sangat membuat hati tidak tenang. Karena itu Siti Khadijah sang istri tercinta pun menghibur suaminya dengan pujian yang begitu menenangkan.

Disana Sayyidah Khadijah dengan jelas menggambarkan betapa mulianya sosok Baginda SAW. Ya, beliau disebut olehnya sebagai individu yang selalu memikul beban orang lain dalam hal ini tentu membantu sesama. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sejak sebelum menjadi Nabi pun, Muhammad SAW sudah terbiasa membantu dan menolong sesama.

4. Dialikran Limpahan Nikmat Terus Menerus

إِنَّ لِلَّهِ عَبَّادًا اخْتَصَّهُمْ بِالنِّعَمِ لِمَنَافِعِ الْعِبَادِ، يُقِرُّهُمْ فِيهَا مَا بَذَلُوهَا، فَإِذَا مَنَعُوهَا نَزَعَهَا مِنْهُمْ، فَحَوَّلَهَا إِلَى غَيْرِهِمْ

“Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang dikhususkan dengan diberikan nikmat karena memberikan manfaat kepada hamba-hamba yang lain, dan Allah terus memberikan nikmat selama dia senantiasa melakukannya (membantu orang lain). Apabila dia pelit, maka akan dicabut nikmat tersebut dari mereka, sehingga Allah memindahkannya kepada yang lain.” (HR Thabrani)

Hadits ini menjelaskan bahwasanya Allah memang memilih secara khusus beberapa manusia sebagai perantara nikmat-Nya. Maka diantara cara agar kita mempertahankan nikmat yang Allah berikan adalah dengan cara menyalurkan nikmat tersebut kepada orang lain. Sehingga selama kita senantiasa membantu orang lain, maka Allah akan senantiasa memberikan nikmat kepada kita.

5. Perintah Dari Rasulullah Untuk Membantu Orang Lain

Disebutkan dari Abu Musa Al-Asy’ari,

إِذْ جَاءَ رَجُلٌ يَسْأَلُ، أَوْ طَالِبُ حَاجَةٍ، أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ: «اشْفَعُوا فَلْتُؤْجَرُوا، وَلْيَقْضِ اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ مَا شَاءَ

Apabila ada seorang laki-laki datang kepada beliau untuk suatu keperluan atau meminta suatu kebutuhan, maka beliau akan menghadapkan wajahnya kepada kami, lalu beliau bersabda: “Berikanlah pertolongan agar kalian saling memperoleh pahala dan semoga Allah melaksanakan apa yang disenangi-Nya melalui ucapan nabi-Nya.” (HR Bukhari)

Secara maknanya, hadits ini mirip dengan apa yang ada pada hadits kedua dalam tulisan ini. Hanya saja disini lebih merupakan anjuran Nabi SAW kepada para sahabat agar senantiasa menolong orang yang sedang kesusahan. Jika perbuatan tersebut dilakukan, maka pahala yang besar akan menanti bagi sang penolong.

6. Melindungi Diri Dari Keburukan

صَنَائِعَ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السَّوْءِ

“Berbuat kebajikan (kepada orang lain) melindungi pelakunya dari mendapatkan kesudahan buruk.” (HR Suyuthi)

Percayalah, membantu sesama merupakan aktivitas yang akan mendatangkan berbagai keutaman dari Allah. Diantaranya adalah akan melindungi para pelakunya dari mendapatkan hal-hal buruk. Termasuk menghindarkan diri dari su’ul khatimah (kematian yang buruk).

Karena itu, jika mungkin Anda pernah mendengar ada manusia yang cara meninggalnya ketika sedang bermaksiat, maka mungkin saja manusia tersebut jarang membantu sesama.

7. Dimudahkan Allah


وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim)

Jika Anda ingin mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan dunia, maka salah satu caranya adalah dengan memudahkan orang lain. Betapa banyak kisah-kisah inspiratif yang mengisahkan bahwa setelah membantu orang lain, urusan-urusan hidup menjadi lebih lancar dan terasa ringan.

8. Paling Dicintai Allah

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَئِنْ أَمْشِي مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا فِي مَسْجِدِ الْمَدِينَةِ

Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah rasa senang (kebahagiaan) yang engkau masukkan ke dalam seorang muslim, atau menghilangkan kesulitannya, atau melunaskan hutang-hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan apabila saya berjalan menemani saudaraku untuk memenuhi keperluannya, itu lebih aku sukai daripada iktikaf selama sebulan di masjid Nabawi.” (HR Thabrani)

Dengan sangat jelas, hadits di atas menyebut bahwasanya orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Diantara memberi manfaat kepada sesama adalah tentu dengan membantu mereka ketika ada kesulitan. Seperti memberi makan yang kelaparan, membebaskan hutang orang yang tidak punya uang, dan yang semisalnya.

Baca juga:

Hadits Tentang Membantu Sesama

Hadits Tentang Menghormati Guru