Kumpulan 3 Hadits Tentang Mengidolakan Artis

Diantara Anda mungkin pernah bertanya-tanya, ada gak sih hadits tentang mengidolakan artis? Jawabannya adalah, jika secara lafadz tentu tidak ada. Hal ini karena dulu di zaman nabi memang tidak ditemukan adanya artis-artis layaknya masa sekarang.

Hanya saja jika diteliti lebih jauh, ternyata ada lho beberapa hadits yang secara maknanya bisa dimasukkan ke dalam bahasan mengidolakan artis. Berikut ini hadits-haditsnya

1. Dikumpulkan Bersama yang Diidolakan Pada Hari Kiamat

لَا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة

“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (HR Thabrani)

Mencintai atau mengidolakan seseorang merupakan perkara manusiawi. Seorang manusia, pada dasarnya telah Allah karuniakan beberapa naluri yang mana naluri tersebut menuntut untuk dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, maka manusia tersebut akan merasakan kecemasan atau kegalauan.

Dalam hal ini, Rasulullah telah menjelaskan bahwa pada hari kiamat nanti seorang muslim akan bersama dengan siapa yang cintai dan idolai. Karena itu, jika Anda mengidolakan seorang artis korea, maka Anda akan bersamanya di akhirat kelak. Dan kita tau, di akhirat itu hanya ada 2 tempat kembali, yaitu surga atau neraka.

Pertanyaannya, tarolah bila Anda mengidolakan artis korea, apakah dia masuk surga atau neraka? Perkara masuk surga atau neraka tentu hanya Allah yang mengetahuinya. Akan tetapi, tentu kita pun sudah mengetahui bukan dari dalil-dalil lain tentang siapa sajakah orang yang akan masuk surga?

Karena itu, tentu lebih baik bagi kita untuk mengidolakan atau mencintai tokoh-tokoh ataupun siapa saja yang dijamin masuk surga. Dalam hal ini tentu adalah baginda Muhammad Saw. dan para sahabatnya.

2. Akan Bersama-sama Dengan yang Diidolakan

Dari Anas bin Malik R.A,

 أنَّ رَجُلًا سَأَلَ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: ومَاذَا أعْدَدْتَ لَهَا. قَالَ: لا شيءَ، إلَّا أنِّي أُحِبُّ اللَّهَ ورَسوله صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَقَالَ: أنْتَ مع مَن أحْبَبْتَ. قَالَ أنَسٌ: فَما فَرِحْنَا بشيءٍ، فَرَحَنَا بقَوْلِ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أنْتَ مع مَن أحْبَبْتَ قَالَ أنَسٌ: فأنَا أُحِبُّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وأَبَا بَكْرٍ، وعُمَرَ، وأَرْجُو أنْ أكُونَ معهُمْ بحُبِّي إيَّاهُمْ، وإنْ لَمْ أعْمَلْ بمِثْلِ أعْمَالِهِمْ

Bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Makna yang diberikan hadits kedua ini tidak jauh berbeda dengan hadits yang pertama. Yaitu Anda akan bersama dengan siapa saja yang dicintai. Bahkan dalam hadits di atas, Anas bin Malik selaku perawinya langsung berkata mencintai Nabi Saw, Abu Bakar, dan Umar setelah mengetahui bahwa ”kamu akan bersama dengan yang kamu cintai.”

3. Termasuk Golongan Mereka

من تشبه بقوم فهو منهم

“Barang siapa yang meniru suatu kelompok, maka ia termasuk bagian kelompok itu secara tidak langsung.” (HR Abi Daud)

Dalam mengidolakan seseorang, terkadang banyak orang-orang yang berlebihan dalam kelakuannya.

Sebagai contoh, ada seorang remaja muslim yang mengidolakan tokoh dari kalangan non muslim baik itu artis maupun bukan. Nah tidak hanya mengidolakan, ia pun sampai dalam tahap meniru semua perilakunya, baik itu pakaian, budaya, dan yang lainnya.

Ketika sampai pada tahap tersebut, maka dia secara tidak langsung sudah termasuk bagian dari kelompok tersebut. Yang mana itu bisa saja berefek kepada kekafiran. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Hutang yang Tidak Dibayar

Hadits Tentang Jujur Membawa Kebaikan