Kumpulan 5 Hadits Tentang Memaafkan Orang Lain: Keutamaan dan Pahalanya!

Siapapun pasti merasakan, memaafkan orang lain adalah perkara yang sangat sulit dilakukan. Namun meskipun begitu, sebagai agama yang santun dan cinta damai, islam ternyata telah memberikan anjuran kepada ummatnya agar senantiasa membuka pintu maaf kepada saudaranya bila melakukan kesalahan.

Bahkan perintah tersebut termaktub dalam banyak ayat dan hadits nabi. Nah, di artikel ini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang memaafkan orang lain yang mungkin dapat menjadi charge bagi Anda yang masih merasa sulit untuk memaafkan kesalahan saudaranya. Semoga bermanfaat ya!

1. Iman yang Paling Utama

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أفضل الإيمان الصبر و السماحة

“Rasulullah ﷺ bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.” (HR Ahmad)

Ketahuilah, memberikan maaf kepada orang lain sangatlah berat dan sangat sulit dilakukan. Apalagi jika kesalahan yang dilakukan orang lain tersebut sangat besar dan memberikan dampak yang berkepanjangan bagi kita. Bahkan dampaknya tersebut bagaikan paku yang menancap dalam jiwa, sehingga jika dilepas pun akan menimbulkan bekas yang tak bisa lenyap.

Namun meskipun begitu, siapa saja yang berlapang dada dan memaafkan kesalahan saudaranya, ia pada hakikatnya memiliki tingkat keimanan kepada Allah yang sangat tinggi. Sehingga dengan begitu, ia akan lebih lapang dan semakin dekat dengan Tuhan Sang Semesta Alam.

2. Ditinggikan Derajatnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” (HR Ibnu Abdil Barr)

Dalam hadits ini, Rasulullah memberikan kabar gembira kepada ummatnya. Kabar tersebut berupa penjelasan bahwa Allah akan meninggikan derajat beberapa hamba-Nya disebabkan perbuatan hamba tersebut. Siapakah hamba tersebut? Ya, dialah yang gemar bersedekah dan yang selalu membuka pintu maaf kepada saudaranya.

Yang harus diingat adalah, ketika Allah telah meninggikan derajat seorang hamba, maka kelak insya Allah ia akan bahagia di dunia dan di akhirat.

3. Ditolong Allah

يَا رَسُول اللَّه، إِنَّ لِي قَرابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوني، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِم وَيُسِيئُونَ إِليَّ، وأَحْلُمُ عنهُمْ وَيَجْهَلُونَ علَيَّ، فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ المَلَّ، وَلا يَزَالُ معكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلكَ

“Wahai Rasulullah, saya memiliki kerabat, saya sambung tapi mereka malah memutuskan silaturahmi, mereka berbuat buruk kepada saya tapi saya berusaha untuk berbuat baik kepada mereka.

Mereka berbuat jahil kepada saya tapi saya sabar tidak ingin membalas dengan yang sama. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘jika yang kamu katakan itu benar, maka seakan-akan kamu menaburkan debu panas ke wajahnya dan senantiasa Allah akan menolong kamu selama kamu terus berbuat seperti itu.’” (HR. Muslim)

Pada hadits di atas, diceritakan ada seorang sahabat nabi yang memiliki nasib kurang bagus. Ya, dia selalu berbuat baik kepada saudaranya, hanya saja saudaranya tersebut berlaku kurang baik bahkan hingga memutuskan tali silaturahminya. Bahkan tidak hanya sampai disitu, sahabat tersebut juga kadang mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari saudaranya.

Namun meskipun begitu, sahabat tadi tetap berusaha berbuat baik dan selalu sabar serta membuka selebar-lebarnya pintu maaf jika seandainya saudaranya tersebut ingin meminta maaf.

Nah, dalam menyikapi hal ini Rasulullah SAW sangat mendukung apa yang dilakukan sahabatnya. Bahkan beliau menyemangati sahabat tersebut bahwa dia akan ditolong oleh Allah selama dia berlaku demikian. Itu artinya, siapa saja yang selalu berbuat baik dan membuka pintu maaf selebar-lebarnya, maka ia akan ditolong oleh Allah.

4. Maafkan dan Biarkanlah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim,

 وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud)

Hadits ini menggambarkan betapa mulianya yang ajaran yang diajarkan oleh Nabi SAW. Ketika kita dipermalukan dan dihina, maka kita tidak perlu balas dengan menghina dan mencela orang tersebut walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu, akan ditanggung di akhirat.

5. Akan Dibangunkan Rumah di Surga

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus ahlaknya.” (HR. Abu Daud)

Jika dilihat dari segi lafadznya, hadits ini memang tidak secara langsung menyebut atau bahkana menyinggung orang yang gemar membuka pintu maaf. Namun jika teliti lebih dalam lagi, salah satu orang yang bagus ahlaknya adalah dia yang selalu berlapang dada untuk memberikan maaf kepada saudaranya. Karena itu, siapa saja yang berbuat demikian, maka insya Allah akan dibangukan rumah baginya di surga. Wallaahi A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Taat Kepada Pemimpin

Hadits Tentang Kekayaan