Nasihat dan menasihati adalah aktivitas yang telah Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada umat muslim dimanapun ia berada. Hal ini karena di dalamnya terdapat banyak sekali kebaikan dan maslahat yang akan membawa perubahan.
Nah disini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang nasihat dan menasihati yang tentunya dapat menjadi penginigat bagi diri atau hanya sekedar sebagai informasi saja.
1. Islam Adalah Agama Nasihat
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim) (HR Muslim)
Pertama sekali, yang harus Anda pahami adalah bahwasanya sebagaimana hadits di atas, islam sebagai agama itu sendiri secara umum merupakan sebuah nasihat yang menjadi petunjuk bagi siapa saja, khusunya bagi para pemimpin dan kaum muslimin pada umumnya.
Hanya saja dalam memahami sabda Nabi “agama itu nasihat”, para ulama berbeda pendapat; ada yang mengatakan bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali adalah nasihat dan sebagian ulama yang lain menjelaskan maksudnya adalah bahwa sebagian besar ajaran agama Islam terdiri dari nasihat.
2. Menasihati Adalah Kewajiban Setiap Muslim
عن جرير بن عبد الله – رضي الله عنه – ، قَالَ : بَايَعْتُ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada hadits di atas, sahabat Jabir mengabarkan bahwasanya dirinya pernah berbai’at kepada Nabi Saw. untuk senantiasa melakukan beberapa perintah Allah, dan disana memberi nasihat kepada setiap muslim disandingkan dengan menegakkan shalat dan menunaikan zakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memberi nasihat ke sesama muslim adalah sebuah kewajiban layaknya kewajiban shalat dan zakat. So, kita selaku muslim harus selalu berupaya saling mengingatkan dan menasihati teman, kerabat atau siapapun itu yang kita anggap butuh untuk dinasihati.
3. Menasihati Jika Diminta Untuk Menasihati
حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
“Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam; Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim)
Hadits ini secara umum menjelaskan tentang hak-hak seorang muslim yang harus dilakukan oleh muslim lainnya. Diantara hak tersebut ialah jika ada seseorang yang meminta nasihat kepada Anda, maka Anda tidak boleh tidak untuk menolak permintaan tersebut. Yang harus Anda lakukan pada saat itu adalah menunaikan hak Anda tersebut dengan memberikan nasihat sebisa mungkin.
Hanya saja disini bukan berarti Anda hanya dapat memberi nasihat kepada sesama muslim jika diminta saja. Justru jika Anda sudah melihat ada kemungkaran yang jelas-jelas dilakukan oleh orang terdekat Anda, maka Anda harus segera menasihatinya agar dia terbebas dari dosa yang diperbuatnya.
4. Tidak Ada Niatan Sombong Saat Menasihati
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ … الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Seseorang yang di dalam kalbunya terdapat kesombongan sebesar biji sawi tidak akan masuk surga…. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang.” (HR. Muslim)
Dalam islam, niat ketika melakukan suatu aktivitas kebaikan sangatlah berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya amalan tersebut. Sebagai contoh, menyampaikan nasihat kepada sesama adalah sebuah amal shalih yang berbuah pahala, namun jika niatnya tidak ikhlas dan karena meremehkan orang tersebut, maka itu justru adalah sebuah keburukan.
Karena itu sebelum menasihati orang, hendaknya Anda pastikan tidak ada niatan seolah menganggap diri lebih baik dari objek yang akan Anda nasihati tersebut.
5. Menasihati Dengan Lemah Lembut
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya.” (HR. Muslim)
Allah dalam berbagai dalil disebut amat mencintai kelembutan. Bahkan secara Zat-Nya sendiri, Dia disebut sebagai Yang Maha Lembut. Dengan kelembutan-Nya lah dia melimpahkan kasih sayang kepada ciptaan-Nya tanpa pandang bulu. Karena itu Dia pun memerintahkan hamba-Nya untuk berlemah lembut dalam berinteraksi, termasuk dalam menasihati.
Pada hadits di atas misalnya, kita dapat mengambil pelajaran bahwa jika nasihat itu dilakukan dengan kelembutan, maka hal tersebut akan berefek positif bagi objek yang dinasihatinya. Sebaliknya, jika nasihat itu dilakukan dengan membentak seolah merendahkan, maka yang ada orang tersebut malah akan makin ngelunjak.
6. Menasihati Sesuai Porsinya
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده . فإن لم يستطع فبلسانه . فإن لم يستطع فبقلبه .وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Dalam banyak dalil lainnya, Allah Swt telah memerintahkan ummatnya agar tidak boleh diam jika melihat kemungkaran. Maksudnya adalah Allah ingin agar ummatnya saling menasihati dan beramar ma’ruf nahyi munkar. Hanya saja tentu kadar dan kemampuan setiap orang berbeda-beda. Karena itu Anda pun mesti tau waktu dan tau diri sebelum menasihati seseorang. Wallaahu A’lam
Baca juga:
Hadits Tentang Menasihati Orang Lain
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!