9 Hadits Tentang Taat Kepada Pemimpin: Wajib Taat dan Jangan Membangkang!

Jika Anda merupakan individu yang sedang mencari referensi seputar hadits tentang taat kepada pemimpin, maka sangat beruntung datang ke artikel ini. Disini kami telah mengumpulkan hadits-hadits yang Anda cari dengan rapih dan disertai beberapa penjelasan singkat. Semoga bermanfaat ya!

1. Mentaati Pemimpin

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكَ السَّمْعَ وَالطَّاعَةَ فِى عُسْرِكَ وَيُسْرِكَ وَمَنْشَطِكَ وَمَكْرَهِكَ وَأَثَرَةٍ عَلَيْكَ

Hendaklah engkau dengar dan taat kepada pemimpinmu baik dalam keadaan sulit maupun dalam keadaan mudah, baik dalam keadaan rela ataupun dalam keadaan tidak suka, dan saat ia lebih mengutamakan haknya daripada engkau.” (HR Muslim)

Dari hadits di atas yang dimaksud taat ketika susah dan senang adalah taat kepadanya ketika dalam keadaan engkau fakir atau engkau berkecukupan. Berarti ketika rakyat dimakmurkan, tetap taat pada pemimpin dan ketika rakyat sengsara atau penuh derita, tetap juga taat kepadanya.

2. Tidak Memerangi Pemimpin

ستكونُ أمراءُ . فتعرفونَِ وتُنْكرونَ . فمن عَرِف بَرِئ . ومن نَكِرَ سَلِمَ . ولكن من رَضِي وتابعَ قالوا : أفلا نقاتلهُم ؟ قال : لا . ما صلوا

“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun yang ridha dan mengikutinya, itulah yang tidak selamat”. Para sahabat bertanya, “Apakah kita perangi saja pemimpin seperti itu?”. Nabi menjawab, “Jangan, selama mereka masih shalat” (HR. Muslim).

Hadits ini mengisyaratkan bahwasanya akan ada suatu zaman dimana para pemimpinnya merupakan sosok yang penuh dengan kebijakan-kebijakan berbau kemaksiatan. Sebut saja seperti menghalalkan judi, membolehkan transaksi riba, melegalkan perzinahan, dan yang semisalnya.

Jika itu terjadi, maka siapa saja yang mengingkari dan membeci perilaku pemimpin tersebut, maka dia akan selamat. Namun bagi siapa saja yang justru mendukung kebijakan rezim tersebut, maka ia akan termasuk golongan yang tidak akan selamat di akhirat.

Hanya saja, meskipun begitu Rasulullah SAW tidak memerintahkan ummatnya untuk memerangi pemimpin tersebut selama masih mendirikan shalat. Makna mendirikan shalat disini pun adalah ketika masih menerapkan hukum-hukum islam.

3. Larangan Durhaka Kepada Pemimpin

من أطاعني فقد أطاع الله ومن يعصني فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعني ومن يعص الأمير فقد عصاني

Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, ketaatan kepada pemimpin merupakan suatu keniscayaan dan tidak boleh ditinggalkan. Bahkan, Rasulullah menjelaskan ketika kita taat kepada pemimpin, hakikatnya kita juga seperti taat kepada Baginda Nabi SAW. Sebaliknya, jika durhaka dan membangkang kepada pemimpin, maka kita pun durhaka kepada Nabi.

Hanya saja yang perlu diperhatikan, ketaatan ini tidak bersifat mutlak. Jika seandainya seorang pemimpin memerintahkan suatu kemaksiatan, maka kita tidak boleh medengarkan perintahnya. Justru kita harus menasihatinya walaupun taruhannya adalah nyawa sekalipun.

4. Meminta Perlindungan Kepada Allah Dari Pemimpin yang Zalim

ثم إنها ستكون بعدي أثرة وأمور تنكرونها قالوا يا رسول الله كيف تأمر من أدرك منا ذلك قال تؤدون الحق الذي عليكم وتسألون الله الذي لكم

Akan datang banyak kezaliman sepeninggalku. Dan perkara-perkara yang kalian ingkari”. Lalu para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apa nasehatmu bagi orang yang mendapat masa itu?”. Lalu beliau bersabda: “Tunaikan kewajiban yang dibebankan kepada kalian, dan mintalah kepada Allah sesuatu yang baik untuk kalian.” (HR. Muslim).

Sebagaimana hadits di atas, meskipun jika nanti Anda memiliki sosok pemimpin yang terkenal sangat zalim, maka Anda tetap harus bersabar dan tunaikan setiap perintah-perintah yang diberikan oleh pemimpin tersebut selama tidak memerintahkan untuk kemaksiatan.

Selain itu, Anda pun setidaknya berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan, kemudahan dan agar segera mendapatkan pemimpin yang betul-betul amanah dan dapat menjalankan perintah Allah tanpa berlaku zalim kepada rakyatnya.

5. Larangan Membangkang Dari Pemimpin

من خرج عن طاعة الامام وخرج عن الجماعة، ثم ماتَ ، ماتَ ميْتةً جاهليةً

Barangsiapa yang keluar dari ketaatan kepada pemimpin dan meninggalkan jama’ah, kemudian meninggal, maka ia mati jahiliyah.” (HR Muslim)

Maksudnya adalah keluar dari ketaatan kepada pemimpin yang adil dan telah menerapkan hukum islam secara keseluruhan seperti pada masa Khulafaur Rasyidin, Kekhalifahan Bani Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah.

Jika ada yang keluar dari jamaa’ah dalam artian membangkang dari negara dan kemudian ia mati, maka matinya seolah mati pada masa jahiliyyah. Maknanya jahiliyyah disini seolah mengisyaratkan betapa besar dosanya.

6. Larangan Menghina Pemimpin

عن زياد بن كسيب العدوي قال كنت مع أبي بكرة تحت منبر ابن عامر وهو يخطب وعليه ثياب رقاق فقال أبو بلال انظروا إلى أميرنا يلبس ثياب الفساق فقال أبو بكرة اسكت سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من أهان سلطان الله في الأرض أهانه الله

Dari Ziyad bin Kusaib Al ‘Adawi berkata, “Aku pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu ‘Amir saat ia berkhutbah, ia mengenakan baju tipis.” Lalu Abu Bilal berkata, “Lihatlah pemimpin kita mengenakan baju orang-orang fasik.” Abu Bakrah berkata, “Diam, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda ‘Siapa menghina pemimpin Allah di bumi, maka Allah akan menghinakannya.” (HR Tirmidzi)

Meski Anda mungkin membenci dan mengingkari pemimpin Anda saat ini karena banyak kebijkannya yang menyengsarakan rakyat, itu sah-sah saja dan merupakan hak dari setiap individu.

Namun berdasarkan hadits di atas, jangan sampai kebencian tersebut membuat Anda untuk menghina pemimpin dengan hinaan yang mengarah kepada fisik maupun rupa dari pemimpin Anda tersebut. Misalnya dengan sebutan “pemimpin kerempeng” dan yang semisalnya.

Jika itu terjadi, maka kelak Allah akan menghinakan Anda, baik itu di dunia maupun di akhirat.

7. Taat Kepada Pemimpin Walaupun dia Budak

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قالَ: إنَّ خَلِيلِي أَوْصَانِي أَنْ أَسْمع وَأُطِيعَ، وإنْ كانَ عَبْدًا مُجَدَّعَ الأطْرَافِ

Dari Abu Dzar beliau berkata, “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan untuk mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah adalah hamba sahaya yang cacat.” (HR Muslim)

Dalam suatu waktu, mungkin saja kita akan dipimpin dalam suatu kelompok atau organisasi oleh orang yang status sosialnya lebih rendah dibawah kita. Entah itu lebih muda usianya, lebih rendah pendidikannya, lebih sedikit hartanya, dan semisalnya.

Nah, dalam hadits ini Rasulullah telah berwasiat kepada ummatnya untuk mentaati para pemimpin, sekalipun pemimpin itu adalah seorang hamba sahaya yang cacat. Itu artinya, seberapa jauh pun perbedaan strata sosial Anda dengan pemimpin tersebut, Anda wajib taat dan mendengarkannya.

8. Tidak Ada Ketaatan Pada Kemaksiatan

السَّمْعُ والطَّاعَةُ علَى المَرْءِ المُسْلِمِ فِيما أحَبَّ وكَرِهَ، ما لَمْ يُؤْمَرْ بمَعْصِيَةٍ، فإذا أُمِرَ بمَعْصِيَةٍ فلا سَمْعَ ولا طاعَةَ

Dari Ibnu ‘Umar RA, dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda : “Atas setiap muslim mendengar dan ta’at pada hal yang dia sukai atau yang dia benci, kecuali apabila dia diperintahkan berbuat maksiat. Adapun apabila diperintahkan untuk berbuat maksiat maka jangan dengar dan janga ta’at.” (HR Muslim)

Seperti yang sudah sempat disinggung pada penjelasan hadits-hadits sebelumnya, tidak boleh ada ketaatan pada kemaksiatan. Siapapun yang memerintahkan Anda untuk melakukan kemaksiatan, hatta orang tua sekaliipun maka Anda tidak boleh taat kepadanya.

9. Bersabar dari Pemimpin Dzalim

مَن رَأَى من أمِيرِهِ شيئًا يَكْرَهُهُ فلْيَصْبِرْ عليه ، فإِنَّهُ ليس أحدٌ يُفارِقُ الجَماعةَ شِبْرًا فيَموتُ ، إِلَّا ماتَ مِيتةً جَاهِلِيَّةً

Dari Ibnu ‘Abbas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Siapa yang mendapati ada rasa ketidak sukaan pada pemimpin maka hendaklah dia bersabar, karena siapa yang keluar dari kekuasaan pemimpin walaupun hanya satu jengkal maka apabila dia mati maka matinya jahiliyyah.” (HR Bukhari)

Jika Anda kini merasa sangat-sangat benci kepada pemimpin yang sedang memerintah, maka bersabarlah. Penuhi hak-hak pemimpin dengan baik, dan tinggalkan ketaatan kepada pemimpin jika ia memerintahkan pada kemaksiatan. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Pola Hidup Sederhana