Kumpulan 7 Hadits Tentang Wanita Yang Berkata Kasar

Dalam bermasyarakat, terkadang masih banyak saja pria muslim dan wanita muslimah yang kerap berkata kasar maupun kotor. Padahal aktivitas tersebut merupakan suatu perkara yang dapat menghadirkan berbagai ancaman dari Allah.

Hal tersebut berdasarkan hadits-hadits yang telah Rasulullah sabdakan. Nah, dalam artikel ini setidaknya kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang wanita yang berkata kasar.

1. Menjadi Bahan Bakar Api Neraka

إِنَّ مِنْكُنَّ مَنْ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ -وَجَمَعَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ- وَمِنْكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ، -وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ”، فَقَالَتِ الْمَارِدَةُ أَوِ المرادية: يا رسول الله وَلِمَ ذَلِكَ؟ قَالَ: تَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَتُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتُسَوِّفْنَ الْخَيْرَ.

“Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang masuk surga (baginda sambil merapatkan jari-jari tangannya) dan sebagain besar dari kalian akan menjadi bahan bakar api neraka (lalu baginda membuka jari-jarinya).

Seorang wanita bertanya, ‘Mengapa wahai Rasulullah?’ Baginda menjawab, ‘Karena kalian mengingkari kebaikan suami, banyak melaknat, dan menunda-nunda kebaikan’.” (HR Ibnu Hibban)

Dalam hadits di atas, Rasulullah mengsiyaratkan bahwa penduduk neraka kelak berasal dari kalangan perempuan, bahkan dengan tegas beliau menyebut mereka akan menjadi bahan bakar api neraka.

Namun tentu, masih banyak juga wanita yang nantinya akan masuk surga. Toh pada faktanya antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk bisa menikmati kelezatan akhiran tersebut. Hanya saja memang, perempuanlah yang akan lebih banyak menempati neraka.

Hal ini sebenarnya dikarenakan beberapa hal, namun disini diterangkan bahwa mereka masuk neraka karena tidak bersyukur atas pemberian suamniya, sering menunda kebaikan, dan gemar melaknat. Melaknat disini tentunya mencakup berkata kasar, menghina, dan yang semisalnya.

2. Bukan Termasuk Golongan Orang Beriman

لَيْسَ المُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الفَاحِشِ وَلَا البَذِيءِ

“Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berperilaku keji dan suka berkata kasar.” (HR Tirmidzi)

Meskipun tidak ada keterangan khusus mengenai wanita pada hadits riwayat Tirmidzi di atas, tetap saja hadits tersebut berlaku umum, baik itu kepada mukmin maupun mukminah (wanita beriman).

Karena itu, jika ada seseorang yang mengaku berima, entah itu wanita maupun pria, selama dia masih suka mencela saudaranya, melaknat kawannya, berperilaku keji kepada sesamanya, dan suka berkata kasar kepada selainnya, maka ketahuilah! Orang tersebut tidaklah termasuk ke dalam golongan orang beriman yang akan beruntung di akhirat kelak.

3. Menjadi Sebab Tergelincir ke dalam Neraka

كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟

“Tahanlah lisanmu.” Sehingga aku (Mu’adz bin Jabal) bertanya, Ya Rasulullah, apakah kita akan disiksa oleh Allah karena ucapan kita? Rasulullah ﷺ  berkata, “Wahai Mu’adz, tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan-lisan mereka?” (HR Tirmidzi)

Penggalan hadits yang diriwayatkan oleh salah seorang sahabat ternama yaitu Muadz bin Jabal ini secara tegas menerangkan bahwasanya diantara yang menjadi sebab utama seseorang baik pria maupun wanita dilemparkan ke neraka adalah karena tidak menjaga lisannya.

Tercakup diantaranya adalah mereka yang gemar menggibah orang lain, berbohong, fitnah, mencela, dan tentunya berkata kasar atau mengumpat secara terang-terangan.

4. Dibenci Allah

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.” (HR Tirmidzi)

Dapat disimpulkan dari hadits di atas, bahwa Rasulullah SAW mengaitkan antara akhlaq yang mulia dengan lisan yang kotor. Seakan-akan bahwasanya kalau Anda ingin menjadi orang yang berakhlaq yang mulia jangan memiliki lisan yang kotor dan gemar berkata kasar.

Oleh karenanya diantara barometer yang paling kuat untuk menilai seorang itu akhlaqnya mulia atau tidak adalah dengan melihat lisannya, karena lisan itu bisa dikatakan merupakan ungkapan hati. Barang siapa yang kotor dan kasar lisannya, maka bersiaplah untuk dibenci Allah Swt.

5. Lidah Merupakan Pangkal Kebaikan Maupun Keburukan

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ : اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ ؛ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا ، وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

Jika manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota badannya menyalahkan lisan. Mereka berkata, ‘Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya kami tergantung pada dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau menyimpang, maka kamipun akan menyimpang. “ (HR. Tirmidzi) 

Meskipun tidak bertulang, lidah dalam hal ini ucapan memiliki peranan penting dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan saking pentingnya, Rasulullah menjelaskan jika lisan seorang hamba itu lurus, maka kehidupannya akan lurus dalam ketaatan. Namun sebaliknya, jika menyimpang, maka hamba tersebut akan mudah terpeleset dalam kemaksiatan.

6. Menjadi Sebab Tidak Istiqomahnya Hati

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

“Tidak akan lurus di atas jalan istiqomah iman seorang hamba sebelum istiqomah hatinya, dan tidak akan istiqomah hatinya sebelum istiqomah lisannnya”. (HR. Ahmad)

Sudah tidak diragukan lagi, istiqomah merupakan perkara yang sangat sulit dilakukan, terlebih jika itu istiqomah yang menyangkut perkara hati. Ya, sangat sulit rasanya diri ini untuk tetap istiqomah untuk tidak dengki, tidak menentang aturan Allah, dan yang semisalnya.

Nah, jika Anda mengalami kesulitan beristiqomah dalam perkara hati, maka bisa saja hal tersebut dikarenakan Anda belum istiqomah dalam menjaga lisan. Baik itu karena Anda masih kerap kali berkata kasar, jorok, mengumpat, dan yang semisalnya.

7. Orang Paling Buruk di Sisi Allah

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

“Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya pada hari kiamat disisi Allah adalah orang yang ditinggalkan oleh masyarakat.” (HR Muslim)

Secara lafadznya, hadits riwayat Muslim tersebut tidak secara langsung menyebutkan bahwa orang yang gemar berkata kasar merupakan orang paling buruk di sisi Allah. Namun siapapun pasti sepakat bahwa siapa saja yang sering berkata kasar dan kotor pasti akan dibenci dan dijauhi oleh masyarakat.

Karena itu, jagalah lisan Anda wahai wanita dari berkata-kata kasar! Bertaqwalah kepada Allah, dan jauhi ucapan-ucapan yang tidak berfaedah!

Temukan hadits lain:

Hadits Tentang Fitrah Manusia

Hadits Tentang Orang yang Dihina