Kumpulan 5 Hadits Tentang Keutamaan Qurban: Dalil dan Keutamaannya!

Proses penyembelihan hewan qurban yang dilakukan setiap Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan Allah. Sebagai ibadah, tentu saja kurban memiliki beberapa keutamaan.

Disini, kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang keutamaan qurban yang kiranya dapat bermanfaat bagi Anda semua. Kuy simak tulisannya!

1. Dicintai Allah

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »

“Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah dari hewan qurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan qurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” (HR. Ibnu Majah)

Pada hadits di atas, Rasulullah menyebut bahwasanya oleh mencintai amalan yang dilakukan pada hari nahr, maknanya adalah Allah mencintai setiap hambanya yang melaksanakan kurban di hari tersebut.

Ketika Allah telah mencintai suatu amalan, tentu ia akan memberikan pahala yang begitu besar bukan? Tidak hanya itu, Rasulullah pun menggambarkan bahwa orang yang berkurban akan bersama hewan yang dikurbankannya pada hari kiamat sebagai bukti bahwa orang tersebut memang telah melaksanakan ibadah tersebut.

Karena besarnya pahala yang didapatkan, tak heran pada diksi terakhir hadits di atas, Rasulullah memerintahkan para hambanya untuk membersihkan jiwa dengan cara berkurban.

2. Setiap Bulu Ada Kebaikan

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِه الأَضَاحِىُّ قَالَ « سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ». قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ ». قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوفِ حَسَنَةٌ ».

Dari Abu Daud dari Zaid bin Arqam dia berkata, “Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti ini?’ Beliau bersabda: “Ini merupakan sunnah (ajaran) bapak kalian, Ibrahim.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas apa yang akan kami dapatkan dengannya?” Beliau menjawab, “Setiap rambut terdapat kebaikan.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat suatu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah)

Berdasarkan hadits di atas, kita dapat memahami bahwa praktik qurban sudah dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim A.S. Tidak hanya sekedar praktik ibadah biasa, ibadah qurban ini juga memiliki pahala dan keutamaan yang luar biasa. Bayangkan saja, pada setiap rambut hewan yang dikurbankan ada kebaikan. Besar sekali bukan pahalanya?

3. Ancaman Bagi yang Tidak Berqurban

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan [rizki] dan tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami” (H.R. Ibnu Majah).

Jika Anda merupakan orang yang mampu berqurban tapi masih pelit dan enggan untuk berqurban, maka segeralah untuk mengubah sikap Anda dan bertaubat kepada Allah. Karena berdasarkan hadits ini, sangat jelas bahwa Baginda Nabi sangat membenci orang-orang yang seperti itu. Bahkan beliau dengan tegas seolah akan mengusir mereka dari masjid. Keras sekali bukan ancamannya?

4. Mengikuti Sunnah Nabi

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَأُتِىَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ وَقَالَ: بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA ia berkata: “Saya menghadiri salat Idul Adha bersama Rasulullah SAW di musala (tanah lapang). Setelah beliau berkhutbah, beliau turun dari mimbarnya dan didatangkan kepadanya seekor kambing. Kemudian Rasulullah SAW menyembelihnya dengan tangannya, sambil mengatakan, ‘Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Kambing ini dariku dan dari orang-orang yang belum menyembelih di kalangan umatku.’” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).

Jika hadits-hadits sebelumnya berbicara seputar keutamaan berkurban, maka hadits ini menggambarkan bagaimana tata cara kurban yang langsung dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Tampak jelas bahwa kurban harus dilakukan setelah shalat dan khutbah Idul Adha selesai dlikasanakan.

Barulah setelah itu proses penyembelihan kurban dapat dilakukan hingga tiga hari kedepan yang notabene merupakan hari tasyriq.

5. Meraih Takwa

Sedikit penjelasan tambahan, kurban sebagai sebuah tentu dilakukan untuk mendapatkan predikat taqwa. Ingat! Yang dicapai dari ibadah qurban adalah keikhlasan dan ketakwaan, bukan hanya daging atau darahnya. Allah Ta’ala berfirman,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37)

Kata Syaikh As Sa’di mengenai ayat di atas, “Ingatlah, bukanlah yang dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah daging dan darah qurban tersebut karena Allah tidaklah butuh pada segala sesuatu dan Dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang Allah harapkan dari qurban tersebut adalah keikhlasan, ihtisab (selalu mengharap-harap pahala dari-Nya) dan niat yang sholih. Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), “Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai ridho-Nya”. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berqurban yaitu ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau nampak jasad yang tak ada ruhnya.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 539)

Baca juga:

Hadits Tentang Uban

Hadits Tentang Khitan Perempuan