Kumpulan 7 Hadits Tentang Menasihati Orang Lain: Adab dan Tata Caranya

Anda sedang mencari hadits tentang menasihati orang lain? Jika iya, maka Anda sangat beruntung. Di artikel ini kami telah menghimpun beberapa hadits yang Anda cari dengan rapih dan dikemas sedemikian rupa agar memberikan manfaat bagi para pembaca semua.

1. Islam Adalah Nasihat

الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم

“Agama adalah nasehat”. Para sahabat bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat muslim seluruhnya.” (HR. Muslim)

Pertama sekali, yang harus Anda ketahui adalah bahwasanya sebagaimana hadits di atas, islam sebagai agama itu sendiri secara umum merupakan sebuah nasihat yang menjadi petunjuk bagi siapa saja, khusunya bagi para pemimpin dan kaum muslimin pada umumnya.

Hanya saja dalam memahami sabda Nabi “agama itu nasihat”, para ulama berbeda pendapat; ada yang mengatakan bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali adalah nasihat dan sebagian ulama yang lain menjelaskan maksudnya adalah bahwa sebagian besar ajaran agama Islam terdiri dari nasihat.

2. Hak Sesama Muslim

حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam; Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, Rasulullah menjelaskan kepada kita bahwa bagi sesama muslim ada hak yang harus selalu ditunaikan. Salah satunya adalah memberikan nasihat jika kita memang diminta nasihat. Hanya saja tentu dalam memberikan nasihat tidak dapat serampangan. Dibutuhkan adab dan tata cara yang harus diterapkan dalam melakukannya.

3. Menasihati Pemimpin

من أراد أن ينصح لسلطان بأمر فلا يبد له علانية، ولكن ليأخذ بيده فيخلو به، فإن قبل منه فذاك،وإلا كان قد أدى الذي عليه

Barangsiapa ingin menasehati penguasa dengan sesuatu hal, maka janganlah tampakkan nasehat tersebut secara terang-terangan. Namun ambillah tangannya dan bicaralah empat mata dengannya. Jika nasehat diterima, itulah yang diharapkan. Jika tidak diterima, engkau telah menunaikan apa yang dituntut darimu.” (HR. Ahmad)

Bagi kita manusia yang hidup di zaman ini, tentu sudah tidak asing bukan dengan kebijakan-kebijakan para pemimpin yang terkadang menjengkelkan dan membuat kezaliman dimana-mana.

Dalam posisi ini tentu sebagai seorang muslim kita dituntuk untuk dapat menasihati penguasa sebisa mungkin. Hanya saja jika merujuk pada hadits ini, proses menasihati tersebut hendaknya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

4. Menasihati Dengan Lembut

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya.” (HR. Muslim)

Diantara adab ketika menasihati orang lain adalah dengan tidak membentak dan seolah menghakimi pihak yang dinasihati. Hendaknya Anda menggunakan cara yang penuh dengan kelembutan agar hati orang yang dinasihati tersebut luluh sehingga pada akhirnya mendengarkan nasihat yang Anda berikan.

Kita tentu mengetahui Fir’aun bukan? Sosok yang paling kejam dan keras di masa Nabi Musa dan bahkan hingga mengaku dirinya tuhan, namun meskipun begitu Allah tetap memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun agar menasehatinya dengan lemah lembut.

5. Tidak Menyakiti Orang yang Dinasihati

ليسَ المؤمنُ بالطَّعَّانِ ولا اللَّعَّانِ ولا الفاحِشِ ولا البذَيُّ

“Seorang Mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka bicara jorok.” (HR. Tirmidzi)

Selain menasihati dengan kelembutan dan penuh kasih sayang, hendaknya Anda juga tidak mencela keburukan atau bahkan melaknat pihak yang sedang Anda dinasihati tersebut. Karena jika hal tersebut dilakukan, sejatinya Anda malah menebarkan bibit-bibit kebencian kepadanya. Sehingga bukannya nasihat tersebut menjadi solusi, melainkan menjadi masalah baru yang cukup berbahaya.

6. Menasihati Semampunya

من رأى منكم منكرا فليغيره بيده . فإن لم يستطع فبلسانه . فإن لم يستطع فبقلبه .وذلك أضعف الإيمان

“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Dalam banyak dalil lainnya, Allah Swt telah memerintahkan ummatnya agar tidak boleh diam jika melihat kemungkaran. Maksudnya adalah Allah ingin agar ummatnya saling menasihati dan beramar ma’ruf nahyi munkar. Hanya saja tentu kadar dan kemampuan setiap orang berbeda-beda. Karena itu Anda pun mesti tau waktu dan tau diri sebelum menasihati seseorang.

7. Perbaiki Niat Sebelum Menasihati Orang Lain

إنَّما الأعْمالُ بالنِّيَّةِ، وإنَّما لِامْرِئٍ ما نَوَى، فمَن كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، ومَن هاجَرَ إلى دُنْيا يُصِيبُها أوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُها، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapatkan ganjaran sesuai niatnya. Orang yang hijrah untuk Allah dan Rasul-Nya maka ia mendapatkan ganjaran sebagai amalan hijrah untuk Allah dan Rasul-Nya. Orang yang hijrah untuk mendapatkan dunia atau untuk menikahi wanita, maka hijrahnya sekedar yang untuk apa yang ia niatkan tersebut.” (HR. Bukhari)

Hal terakhir yang perlu diperhatikan ketika menasihati orang lain adalah niat Anda ketika menasihati seseorang. Jangan sampai niat Anda tersebut hanya mencari muka atau dikenal sebagai orang alim, sebab jika itu terjadi maka sejatinya Anda justru telah menambah dosa baru bagi diri sendiri.

Karena itu, hendaknya ketika Anda menasihati orang lain memiliki niat karena Allah, niat yang memang bertujuan untuk merubah kebiasaan buruk yang ada pada orang tersebut. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Khitan Perempuan

Hadits Tentang Memilih Calon Istri