Anda sedang mencari informasi seputar hadits tentang ukhuwah islamiyah? Jika iya, maka Anda sangat beruntung! Di artikel ini kami telah menghimpun apa yang Anda cari dengan rapih dan sistematis. Selain itu, kami pun juga menambahkan sedikit penjelasan tentang hadits-hadits tersebut. Selamat membaca!
1. Sesama Muslim Adalah Saudara
المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يسلِمُه، ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته
“Seorang muslim adalah saudara bagi seorang muslim yang lain, yang tidak boleh menganiaya saudara muslimnya dan juga tidak boleh menyerahkan saudara muslim itu kepada musuh. Dan sesiapa meringankan seorang muslim dari kesulitan maka Allah akan memenuhi kebutuhanya. (HR Bukhari)
Berdasarkan hadits yang mulia ini. Rasulullah menjelaskan bahwasanya setiap muslim dan muslim yang lainnya adalah saudara. Tidak peduli warna kulitnya, ras, bahasa, dan strata sosialnya, seluruh muslim adalah bersaudara.
Muslim yang ada di Indonesia bersaudara dengan muslim yang di Zimbabwe. Muslim di Amerika pun bersaudara dengan muslim yang ada di Papua. Karena bersaudara itulah, tentu kita dilarang untuk saling bermusuhan, saling membenci, atau bahkan saling menganiaya dan membunuh satu sama lain.
2. Mencintai Sesama
أَحبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ
Cintailah kepada manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu.” (HR Ahmad)
Meskipun tidak secara langsung menyebutkan perintah bagi seorang muslim untuk bersaudara, pada hadits ini Rasulullah menyerukan kepada kita untuk mencintai sesama sebagaimana mencintai diri sendiri. Hal itu tentu menunjukkan betapa besarnya persaudaraan diantara sesama muslim.
Bahkan, pada hadits lain disebutkan bahwa kita tidak akan disebut beriman jika kita tidak mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
3. Dilarang Bermusuhan
لاَتَقَا طَعُوا وَلاَتَدَا بَرُوا وَلَاتَبَا غَضُوا وَلاَتَحَا سَدُوا ، وَكُونُواعِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ .
“Jangan putus-memutus hubungan dan jangan belakang-membelakangi dan jangan benci-membenci, dan jangan hasud-menghasud dan jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang muslim memboikot saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari.” (Muttafaq Alaih)
Jika dua hadits sebelumnya berbicara soal perintah Rasulullah, maka hadits ini lebih banyak menjelaskan larangan dari Nabi kepada umatnya. Ya, dengan tegas Rasulullah melarang umatnya untuk melakukan hal-hal sebagaimana yang sudah sangat jelas di atas. Selain tentu memang disana juga ada perintah darinya kepada kita untuk saling bersaudara.
4. Layaknya Bangunan
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشبك أصابعه
“Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain seperti bangunan. Yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. Dan Nabi menggabungkan jari-jari tangannya.” (HR Bukhari)
Pada hadits di atas, Baginda Nabi membuat permisalan bahwa kaum mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan sebuah bangunan yang kokoh. Itu artinya, sebagai sebuah bangunan tentu harus saling menguatkan. Dalam hal ini tentu maknanya adalah tidak salling bermusuhan satu sama lain, dan saling mencintai agar bangunan tersebut semakin kokoh.
5. Layaknya Satu Tubuh
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, bagaikan satu badan/ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (HR Bukhari)
Jika pada hadits sebelumnya Rasulullah mengibaratkan kaum muslim bagaikan satu bangunan, maka hadits ini menerangkan bahwa kaum muslim seperti satu tubuh. Layaknya tubuh yang akan sakit jika jarinya tergores, maka kaum muslim pun demikian.
Sebagai contoh, bila kini kaum muslim di Palestina sedang terdzalimi, tertindas, dan terjajah gara-gara ulah Israel la’natullah, maka kita pun harus memiliki rasa empati dan merasa tersakiti sehingga membantu saudara-saudara kita yang berada disana.
6. Perintah Silaturahmi
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَط لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
“Siapa yang ingin agar rizkinya diperluas dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia berhubungan baik dengan yang ada hubungan rahim dengannya.” (HR. Bukhari)
Ya, pada hadits ini Rasulullah memerintahkan kita agar lebih baik kepada sesama, khususnya kepada yang memiliki hubungan darah. Hal ini karena perbuatan tersebut dapat meluaskan rizki dan juga memperpanjang usia.
7. Perumpamaan Kapal
مَثَلُ اْلقَائِمِ فِيْ حُدُوْدِ اللهِ وَاْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلَى سَفِيْنَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، وَكَانَ الَّذِيْنَ فِيْ أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوْا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيْبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ تَرَكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعاً، وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيْدِيْهِم نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعاً
”Permisalan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang melanggar larangan-larangan-Nya adalah bagaikan sekelompok orang yang berundi dalam sebuah kapal. Akhirnya ada sebagian orang mendapat bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut.
Yang berada di bagian bawah bila ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikan saja kita membuat (satu) lubang di bagian kita ini, (tentu) tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.”
Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang di bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Dan, bila mereka melarang orang-orang yang di bawah berbuat demikian, maka mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (HR Bukhari)
Terakhir, pada hadits ini menggambarkan bahwa kaum muslim itu hidup dalam satu kapal. Karena itu, Rasulullah memerintahkan kepada ummatnya agar saling menjaga kapal tersebut agar tidak oleh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara saling menasihati ketika ada salah satu penumpangnya yang berbuat kerusakan (maksiat). Wallaahu A’lam
Baca juga:
Hadits Tentang Menasihati Orang Lain
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!