Kumpulan 7 Hadits Tentang Uban: Keutamaan dan Larangan Mencabutnya!

Semakin bertambahnya usia, tidak hanya kulit yang akan semakin mengeriput, rambutpun akan menjadi semakin memutih. Nah, rambut putih inilah yang disebut dengan uban.

Sebagai agama yang sangat sempurna, islam ternyata telah membahas persoalan uban secara detail lho. Bahkan cukup banyak hadits tentang uban yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengannya.

Nah, pada artikel ini kami telah sedikit mengumpulkan beberapa hadits tentang hal tersebut yang mungkin dapat memberikan informasi dan faedah yang berguna bagi Anda semua.

1. Larangan Mencabut Uban

لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَة

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang memiliki sehelai uban, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud)

Hadits ini secara jelas menyebut tentang larangan bagi seorang muslim untuk mencabut uban yang dimilikinya. Oh ya, larangan disini mencakup uban yang berada di kumis, jenggot, alis, dan kepala. Hanya saja disini para ulama berbeda pendapat soal larangannya, ada yang menyatakan haram dan ada juga yang menyatakan makruh.

Namun disini jumhur ulama, khususnya dari kalangan ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah berpendapat bahwa mencabut uban adalah makruh. Dalam hal ini Imam Nawawi dalam kitabnya Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab menulis:

“Mencabut uban dimakruhkan berdasarkan hadits dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya. … Para ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa mencabut uban adalah makruh dan hal ini ditegaskan oleh Al Ghozali sebagaimana penjelasan yang telah lewat.

Al Baghowi dan selainnya mengatakan bahwa seandainya mau dikatakan haram karena adanya larangan tegas mengenai hal ini, maka ini juga benar dan tidak mustahil. Dan tidak ada bedanya antara mencabut uban yang ada di jenggot dan kepala (yaitu sama-sama terlarang).

2. Mendapatkan Cahaya Pada Hari Kiamat

مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي الإِسْلامِ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang telah beruban dalam Islam, maka dia akan mendapatkan cahaya di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)

Bagi siapa saja diantara kaum muslim, baik itu wanita maupun pria sudah seharusnya bersyukur dan bahagia jika dirinya telah mendapatkan uban di dalam rambut-rambutnya, hatta walau hanya satu helai pun. Hal ini karena uban tersebut akan membuat pemiliknya bercahaya di hari kiamat kelak.

3. Menunjukkan Kewibawaan

كام ابراهيم أول من ضيف الضيف وأول الناس كَانَ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ النَّاسِ ضَيَّفَ الضَّيْفَ وَأَوَّلَ النَّاسِ اخْتَتَنَ وَأَوَّلَ النَّاسِ قَصَّ الشَّارِبَ وَأَوَّلَ النَّاسِ رَأَى الشَّيْبَ فَقَالَ يَا رَبِّ مَا هَذَا فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَقَارٌ يَا إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ يَا رَبِّ زِدْنِي وَقَارًا

“Ibrahim adalah orang pertama yang menjamu tamu, orang pertama yang berkhitan, orang pertama yang memotong kumis, dan orang pertama yang melihat uban lalu berkata: Apakah ini wahai Tuhanku? Maka Allah berfirman: kewibawaan wahai Ibrahim. Ibrahim berkata: Wahai Tuhanku, tambahkan aku kewibawaan itu.” (HR. Bukhori dan Malik)

Dalam hadits di atas, Allah memberikan kabar kepada Nabi Ibrahim A.S bahwasanya uban adalah sebuah kewibawaan. Karena itu, tidak mengherankan jika pada akhirnya Sang Kholilullah tersebut meminta Allah untuk menambahkan kewibawaannya dengan menambahkan uban padanya.

4. Dihormati yang Muda

إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ

“Sesunguhnya termasuk dari pengagungan kepada Alloh ialah menghormati orang muslim yang sudah beruban (orang tua). (HR. Abu Dawud)

Berdasarkan hadits di atas, orang-orang beruban yang notabene tentu merupakan para orang tua wajib untuk dihormati oleh orang yang lebih muda. Maksud dari menghormati ini adalah dengan memuliakannya bila ia berkumpul dengan kita dalam satu majelis, bersikap sopan dan santun kepadanya dan berusaha menjadi pendengar yang baik ketika dia berbicara.

5. Uban Adalah Cahaya Bagi Seorang Mukmin

الشيب نور المؤمن لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة

“Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban –walaupun sehelai- dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya.” (HR. Al Baihaqi)

Selain akan bercahaya pada hari kiamat sebagaimana yang dijelaskan pada hadits kedua, orang beruban juga akan mendapatkan kebaikan sesuai dengan jumlah uban yang dimiliknya. Bahkan dia pun akan mendapatkan kemuliaan berapa diangkatkan derajatnya oleh Allah Swt.

6. Keutamaan Merawat Uban

مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ نُورًا لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَجُلٌ عِنْدَ ذَلِكَ فَإِنَّ رِجَالًا يَنْتِفُونَ الشَّيْبَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَنْتِفْ نُورَهُ

“Barangsiapa memiliki uban di jalan Allah walaupun hanya sehelai, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.” Kemudian ada seseorang yang berkata ketika disebutkan hal ini: “Orang-orang pada mencabut ubannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Siapa saja yang ingin, silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat).” (HR. Al Bazzar)

Secara maknanya, hadits ini menggabungkan makna dari hadits pertama dan haduts kelima. Dalam riwayat ini Rasulullah betul-betul menjelaskan keutamaan uban sekaligus juga melarang para sahabat untuk mencabut ubannya, hal ini diisyaratkan dengan kalimat terakhir pada hadits ini.

Karena itu, bagi Anda yang kini memang telah beruban, terlepas dari status hukumnya yang antara makruh dan haram, lebih baik bagi Anda untuk tidak mencabut uban-uban tersebut.

7. Ubannya Rasulullah

Dari Anas bin Mālik RA. Beliau mengatakan:

وَلَمْ يَخْتَضِبْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّمَا كَانَ الْبَيَاضُ فِي عَنْفَقَتِهِ وَفِي الصُّدْغَيْنِ وَفِي الرَّأْسِ نَبْذٌ

“Rasūlullāh SAW tidak menyemir rambut, uban Beliau hanya di rambut bawah bibir (bagian atas jengot), di kedua pelipis dan beberapa helai di kepala.” (HR Muslim)

Dari hadits mauquf yang satu ini, disini digambarkan bagaimana uban yang ada pada diri Rasulullah. Anas bin Malik mengisyaratkan bahwasanya uban Rasulullah hanyalah sedikit. Hanya saja ia tersebar di beberapa titik seperti jenggot, kedua pelipis, dan tentu di atas rambut beliau. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Kopi

Hadits Tentang Memilih Calon Istri