Mengenal Kitab Sirrul Asrar: Profil Penulis dan Ringkasannya

Kitab Sirrul Asrar merupakan salah satu kitab fenomenal dalam bidang tasawwuf, hal ini karena memang penulisnya merupakan seorang sufi besar dan waliyullah yang sangat terkenal, yaitu Maulana Syaikh Abdul Qadir Jailani.

Agar Anda lebih mengetahui secara detail informasi yang berkaitan seputar sirrul asrar, di artikel ini kami akan mengajak Anda untuk berkenalan dengan kitab tersebut.

Semoga bermanfaat ya!

Profil Penulis Kitab Sirrul Asrar

Bagi kalangan pelajar tasawwuf atau bagi mereka yang besar dan hidup di pesantren-pesantren tradisional, tentu tidak asing dengan sosok yang agung dan mulia ini. Nama beliau selalu disebut-sebut dalam setiap tawasul ketika ada acara tahlilan, yasinan, haul, dan kegiatan yang semacamnya. Ya, sosok beliau yang dimaksud adalah Syaikh Abdul Qadir Jailani

Kelahiran dan Nasab

Waliyullah agung ini, dilahirkan di jaelan, sebelah selatan laut kaspia Iran pada 1 Ramadhan tahun 1077 M/470 H. Sedangkan dalam literatur lain disebutkan beliau lahir di banq yang termasuk wilayah Jailan.

Beliau dilahirkan dari kedua orang tua yang mulia. Bapak dan Ibunya merupakan ahli bait yang nasabnya tersambung hingga Rasulullah. Bapak beliau, Abu Shaleh Musa bin Abdullah nasabnya tersambung dengan Rasulullah melalui jalur Imam Hasan. Adapun ibunya, tersambung melalui jalur Imam Husein.

Karena lahir dan besar dari keluarga yang mulia, sejak kecil Syaikh Abdul Qadir senantiasa terjaga dan terdidik dalam masalah ilmu dan ibadah. Namun meskipun begitu, kondisi ekonomi kedua orang tuanya tidaklah cukup baik. Karena itu, Jailani kecil juga turut membantu ekonomi keluarganya. Dikisahkana bahwa beliau keras di bidang pertanian.

Perjalanan Keilmuan

Masa pendidikan beliau dimulai sejak dini. Beliau langsung dididik oleh keluarganya untuk senantiasa beribadah dan bertaqwa kepada Allah. Selain itu beliau juga banyak belajar ilmu agama kepada syaikh-syaikh yang berada di tanah kelahirannya.

Barulah ketika usia beliau menginjak 18 tahun, Jailani muda mulai keluar dari Jailan untuk menimba ilmu di Baghdad. Kala itu mulanya beliau berencana untuk menimba dan menggali ilmu di Madrasah Nizamiyah yang dipimpin oleh Syaikh Ahmad Al Ghazali. Hanya saja, karena satu dan lain hal beliau tidak diterima untuk belajar disana.

Akhirnya beliau pun belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra’ dan juga Abu Sa’ad al Muharrimiseim. Beliau menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

Guru-gurunya

Sebagai seorang ulama besar yang terkenal akan kewalian, kemuliaan, dan keilmuannya, Syaikh Abdul Qadir Jailani tentu tidak lepas dari didikan dan tempaan yang ia peroleh dari guru-gurunya. Diantara guru-guru beliau adalah:

  • Abu Ghalib Muhammad Ibn al-Hasan al-Baqillani 
  • Abu Bakar Ahmad Ibn al-Muzhaffar 
  • Abu ar-Rahim Ali Ibn Ahmad Ibn Bayan 
  • Al Qadli Abu sa’id al-Mubarak Ibn Ali al-Makhzumi, 
  • ‘Ali Abu al Khaththab al Kalwazani
  • Syaikh Abu Zakariyya al Tabrizi, 
  • Syaikkh Ahmad al-Dabbas al-Zahid
  • Dan masih banyak yang lainnya

Karya-karyanya

Selain kitab sirrul asrar yang sangat terkenal dalam bidang tasawwuf, Syaikh Abdul Qadir Jailani juga tercatat telah menulis beberapa kitab lainnya. Diantaranya adalah:

  • Tafsir Al Jilani
  • Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
  • Futuhul Ghaib.
  • Al-Fath ar-Rabbani
  • Jala’ al-Khawathir
  • Asror Al Asror
  • Malfuzhat
  • Khamsata “Asyara Maktuban
  • Ar Rasael
  • Dan masih banyak yang lainnya

Ringkasan Sirrul Asrar

Kitab yang membahas kajian tasawwuf ini memiliki nama asli “Sirrul Asrar wa Mazhharul Anwar fi ma Yahtaju Ilaihil Abrar“. Yang mana dari judulnya saja bisa dimaknai bahwa sirrul asror merupakan kitab yang mengungkap banyak rahasia-rahasia.

Karena itu, bahasan utama sirrul asrar adalah mengupas dan mengulas sejumlah rahasia hakikat kehidupan: mulai dari rahasia penciptaan, rahasia alam tempat kembali manusia, berbagai ritual ibadah dengan tingkatannya, sampai kepada kematian yang merupakan jalan menuju alam kehidupan selanjutnya.

Setidaknya terdapat 24 macam rahasia yang diungkapkan Syaikh Abdul Qâdir al-Jîlânî dalam kitab ini. Yang mana keseluruhan rahasia tersebut menurut sebagian ulama dapat menjadi jembatan atau pengantar untuk menyelami kitab beliau yang lain, yaitu Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haqq, Al-Fath Ar-Rabbani wa Al Faydh Ar-Rahmani dan Futuh Al-Ghaib

Untuk metode penulisan dan penyampaian yang digunakan Syaikh Abdul Qadir dalam kitab sirrul asrar adalah metode bayani (penjelasan), yakni dengan kata-kata yang tepat, ungkapan yang mudah, seimbang dan jauh dari keruwetan. Sehingga kitab ini cocok untuk dibaca langsung oleh orang awam. Hanya saja, menurut kami lebih disarankan agar membacanya langsung bersama dengan seorang guru yang kredibel.

Salah satu rahasia yang diulas dalam sirrur asrar adalah rahasia ibadah. Sang penulis berbicara mengenai salah satu ibadah yang menjadi rukun islam, yaitu berpuasa.

Beliau mengatakan dalam sirrul asrar ada 3 jenis puasa. Pertama adalah puasa syariat. Ini adalah upaya menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan seksual. Guru Syekh Abdul Qadir, yaitu hujjatul Islam Imam Al Ghazali menyebut tingkatan ini dengan puasa kaum awam. 

Berikutnya adalah puasa tarekat. Ini adalah puasa menahan semua anggota tubuh dari hal-hal yang diharamkan, terlarang, dan tercela, seperti ujub, sombong, pelit, dan lain sebagainya, baik secara lahir, maupun batin. Puasa ini lebih berat, karena dilaksanakan sepanjang hidup. Lalu kapan orang yang berpuasa tarekat berbuka? Sirrul Asrar menjawab, nanti ketika mereka masuk surga. Barulah mereka berbuka puasa. 

Adalagi puasa hakikat. Ini adalah upaya menahan diri dari rasa cinta kepada selain Allah, dan menahan rasa dari kesukaan untuk melihat selain Allah. Ganjaran puasa hakikat adalah perjumpaan dengan Allah di akhirat nanti.

Ya, itulah salah satu dari 24 rahasia yang diungkap oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam Sirrul Asrar.

Semoga menjadi manfaat ya. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Kitab Mutammimah Jurumiyah: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya

Kitab Kifayatul Akhyar: Profil Penulis dan Ringkasan Isinya