Mengenal Kitab Tanwirul Qulub: Profil Penulis dan Ringkasannya

Salah satu kitab yang biasanya dipelajari di pesantren salaf (tradisional) adalah kitab Tanwirul Qulub. Jika Anda penasaran dengan kitab tersebut dan ingin mengetahui seputar isinya, maka sangat tepat datang ke artikel ini. Disini kami telah mengulas Tanwirul Qulub secara singkat, padat, dan jelas.

Semoga bermanfaat ya!

Profil Penulis Tanwirul Qulub

Tanwirul Qulub, bisa dikatakan sebuah kitab yang cukup unik. Keunikannya terletak pada bagian isinya. Isi kitab ini membahas seputar aqidah, fiqih, dan juga ahlak. Karena itu, tentu sang penulisnya bukanlah orang sembarangan. Hal ini karena dia telah menulis sebuah kitab yang menggabungkan 3 fan ilmu sekaligus. Siapakah penulis Tanwirul Qulub?

Dialah Syaikh Syaikh Muhammad Amin al Kurdi yang kadang-kadang juga disebut Syaikh Sulaiman al Kurdi.

Kelahiran dan Keluarganya

Ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad Amin bin Fathullah Zadah al-Kurdi al-Irbili ini lahir di Irbil dekat kota Moshul di Irak, sebuah kota yang cukup populer terutama setelah serangan dan pendudukan Amerika Serikat atas negeri itu.

Untuk tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Hanya saja sebagian sejarawan memperkirakan bahwasanya beliau lahir pada paruh kedua abad 13 Hijriyah.

Beliau tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan keshalehan dan ketaqwaan kepada Allah. Ayah beliau adalah seorang Ulama Besar, pemuka dalam Thariqat al Qadiriyah, sebuah thariqat yang telah dirintis oleh Syaikh Abdul Qadir al Jaelani. Karena itu, di kemudian hari Syaikh Al Amin juga menjadi ahli sufi kenamaan.

Pendidikannya

Syaikh Amin al Kurdi sejak masih muda adalah seorang pelajar yang gigih dan sangat semangat dalam mencari ilmu. Masa mudanya dihabiskan untuk belajar berbagai disiplin ilmu agama dari guru-guru besar yang memiliki kemampuan dan kredibilitas yang tinggi pada zaman beliau.

Setelah merasa puas dengan berbagai ilmu dan pelajaran yang ia dapatkan di kota kelahirannya, beliau pun memulai perjalanan spiritual mengunjungi orang-orang shalih dan makam orang-orang shalih.

Kemudian dengan bekal tawakkal kepada Allah dan doa dari para guru, beliau memulai perjalanan ke Hijaz dengan menumpang kapal laut dari kota Basrah, Irak. Beliau tinggal di Mekkah belajar dari guru-guru terkemuka di Mekkah dan hanyut dalam berbagai amal sholih yang dikerjakan . Pada tahun 1300 H, beliau kemudian berangkat ke Madinah dan menetap di sana, belajar dan menempa rohani di Baqi’ dan jabal Uhud.

Guru beliau yang terkenal adalah Syaikh al Quthub, Mulana Umar, seorang wali Allah yang tinggal  di Irbil, Irak. Guru beliau inilah yang banyak menggembleng beliau dengan ilmu-ilmu syari’at dan thariqat, sehingga membuat beliau memiliki dasar yang kuat dalam ilmu lahir dan batin.

Fase Akhir Kehidupan dan Wafatnya

Pada akhir usianya, beliau pindah ke Mesir karena didorong rasa rindu dan cinta kepada para Ahlul Bait Rasulullah SAW yang banyak menetap disana.

Kemudian beliau diangkat sebagai Syaikh Besar pada Thariqat al Khalidiyah dan Naqsyabandiyah di Mesir. Kemasyhuran beliau menyinari seluruh Mesir sebagai Ulama ahli Fiqih madzhab Syafi’i dan Syaikh Besar Thariqat Naqsyabandi.

Hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 1332 H. Beliau dimakamkan di sebelah makam dua Imam besar di masanya, yaitu Imam Jalaluddin al Mahali dan Imam Tajuddin as Subki.

Ringkasan Tanwirul Qulub

Kitab ini memiliki nama asli Tanwir al-Qulub fi Mu’amalati ‘Allam al-Ghuyub. Yang mana jika diartikan memiliki makna “Penerang hati dalam berinteraksi dengan alam ghaib”. Dari judulnya saja, dapat disimpulkan bahwa kitab ini lebih berfokus kepada pembahasan tasawwuf dan dibarengi juga dengan bahasan aqidah dan fiqih.

Secara umum, Tanwirul Qulub buah karya Syaikh Amin Al Kurdi ini dibagi atas tiga bagian besar. Pertama, bagian Aqidah Biddiniyyah yang terdiri atas 3 bab. Kedua, bagian Fiqih yang terdiri atas 11 bab yang dibagi lagi menjadi 94 pasal. Dan ketiga, bagian Tasawwuf yang terbagi lagi menjadi 22 pasal.

Pada pembahasan akidah misalnya, dengan terang-terangan beliau mengatakan bahwa pembahasan isi kitab hanya berdasarkan kepada ajaran akidah Ahlussunah wal Jama’ah al Asy’ariyah dan Maturidiyah saja dengan menyertakan dalil-dalil aqli dan naqli serta menolak suybhat yang dimunculkan oleh ajaran sesat di luar Ahlussunah.

Karena itu tidaklah heran jika Tanwirul Qulub sangat diterima oleh kalangan santri dan masyarakat awam, sebab hampir 100 % kaum muslimin di Indonesia merupakan penganut ASWAJA dalam perkara akidah.

Misalnya dalam perkara akidah beliau mengatakan bahwa Allah memiliki 20 sifat yang wajib atas Allah antara lain: Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatuhu Lilhawadits, Qiyamuhu Binafsih, Wahdaniyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashr, Kalam, Qadirun, Muridun Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirun, Mutakalimun.

Pemahaman di atas tentu sangat mirip dengan apa yang mungkin sudah kita pelajari ketika duduk di bangku TPA saat masih kecil. Penulis sendiri masih ingat betul saat menghafalkan 20 sifat wajib Allah dengan lagunya yang khas

Kemudian dalam bab Fiqih, sang penulis menjelaskan dalam Tanwirul Qulub secara lengkap pada hampir seluruh permasalah fiqih Imam Syafii. Kenapa hanya madzhab Imam Syafi’i? Hal ini karena memang sang penulis merupakan pengikut madzhab syafi’i.

Hanya saja pembahasan fiqihnya tidak dilakukan secara panjang lebar, karena memang kitab ini tidak terlalu fokus kepada bahasan fiqih. Meskipun begitu, kami rasa kitab ini mencukupi untuk bekal para pelajar pesantren memahami ilmu fiqih dalam mazhab Syafii.

Karena di samping cukup lengkap dalam berbagai permasalahan yang diperlukan, juga disertai dengan dalil-dalil pendukung dari ayat-ayat al Qur’an dan hadis-hadis nabi. Apalagi di dalam Tanwirul Qulub terdapat pembahasan faraidl (ilmu waris) yang tidak ditemui dalam kitab di pesantren lainnya seperti Kifayatul Akhyar.

Sedangkan dalam pembahasan Tasawwuf, beliau memulainya dengan pembahasan lima pokok yang menjadi sifat tasawwuf, yaitu:

  • Taqwa kepada Allah, wara’ dan istiqamah
  • Mengikuti sunnah nabi, baik itu perkataan maupun perbuatannya
  • Memalingkan diri dari makhluk, bersabar dan bertawakal kepada Allah,
  • Ridha
  • Taubat dan Syukur kepada Allah.

Over All, kitab ini sangat kami rekomendasikan untuk dibaca dan diamalkan. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Mengenal Kitab Sirrul Asrar: Profil Penulis dan Ringkasannya

Kitab Mutammimah Jurumiyah: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya