Kifayatul Akhyar merupakan salah satu kitab fiqih dalam madzhab syafi’i buah tangan Imam Taqiyuddin Al Hishni. Jika Anda sedang mencari informasi tentangnya, maka sangat tepat datang ke artikel kami ini. Disini kami telah mengulas kitab tersebut secara singkat, padat, dan jelas.
Semoga bermanfaat ya!
Profil Penulis Kifayatul Akhyar
Sebagaimana yang sudah disinggung pada pendahuluan, kitab yang merupakan syarah dari matan Ghoyah wa Taqrib ini ditulis dan disusun oleh salah seorang ahli sufi ulama madzhab syafi’i yaitu Imam Taqiyuddin Al Hishni. Beliau adalah seorang ulama yang terkenal akan kemulian dan ketaqwaannya.
Nasab dan Kelahirannya
Imam Taqiyuddin merupakan salah satu dari ahlu bait Nabi Muhammad Saw. Berikut silsilah nasab beliau yang tersambung hingga Baginda Saw sebagaimana yang terdapat dalam kitab Syudurat al Dzahab:
Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Abdul Mu’min bin Hariz bin Mualla bin Musa bin Hariz bin Said bin Dawud bin Qaasim bin ‘Ali bin ‘Alawi bin Naasyib bin Jawhar bin ‘Ali bin Abi al-Qaasim bin Saalim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Musa bin Yahya bin ‘Ali al-Ashghar bin Muhammad at-Taqiy bin Hasan al-‘Askari bin ‘Ali al-‘Askari bin Muhammad al-Jawaad bin ‘Ali ar-Ridha bin Musa alKaadhzim bin Ja’far ash-Shodiq bin Muhammad al-Baaqir bin ‘Ali Zainal ‘Abidin bin al-Husain, cucu Rasullah Saw.
Beliau dilahirkan pada tahun 752H di al-Hishn yang terletak di negeri Damaskus dan kemudian berpindah ke pusat kota Damaskus di mana beliau meneruskan rihlah keilmuannya disana.
Dijuluki dengan al-Hishni adalah karena dinisbatkan kepada daerah asalnya “Hishni”, sebuah wilayah di desa Hauran, Damaskus. Taqiyuddin merupakan gelar keilmuan Syaikh al-Hishni karena kepakarannya dalam fikih madzhab Syafi’i.
Guru-gurunya
Sebagai seorang ulama besar, tentu beliau tidak lepas dari pendidikan yang diajarkan oleh para gurunya. Diantara guru-guru beliau yang sangat berjasa dalam kehidupannya adalah:
- Syaikh Abul ‘Abbas Najmuddin Ahmad bin ‘Utsman bin ‘Isa al-Jaabi
- Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Sulaiman ash-Sharkhadi
- Syaikh Syarafuddin Mahmud bin Muhammad bin Ahmad al-Bakri
- Syaikh Syihaabuddin Ahmad bin Sholeh az-Zuhri
- Syaikh Badruddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Isa
Karya-karyanya
Imam Taqiyuddin sangat produktif dalam mengajar dan menulis. Selain kifayatul akhyar, beliau telah menyusun banyak kitab lainnya. Diantaranya adalah:
- Daf’u Syubahi Man Syabbaha Wa Tamarrada Wa Nasaba Dzalika Ila asy-Sayyid al-Jalil al-Imam Ahmad
- Syarah Asmaullah al-Husna
- At-Tafsir
- Syarah Shohih Muslim (3 jilid)
- Syarah al-Arbain an-Nawawi
- Ta’liq Ahadits al-Ihya
- Syarah Tanbih (5 jilid)
- Syarah an-Nihayah
- Talkhish al-Muhimmaat (2 jilid)
- Syarah al-Hidayah
- Adab al-Akl wa asy-Syarab
- Kitab al-Qawaa`id
- Tanbihus Saalik
- Qami`un Nufuus
- Siyarus Saalik
- Siyarush Sholihaat
- Dan beberapa yang lainnya
Wafatnya
Ulama besar ini wafat pada Rabu 14 Jumada al-Akhirah 829 H (1446 M) dan dikuburkan di Al Qubaibat. Sebelum wafatnya beliau mengalami gangguan kesehatan terutama mata dan telinga.
Wafatnya Imam Taqiyuddin al-Hishni merupakan kejadian besar sehingga nyaris tak ada seorang pun penduduk Damaskus yang melewatkannya. Semoga Allah senantiasa merahmatinya.
Ringkasan Kifayatul Akhyar
Kitab Kifayatul Akhyar yang merupakan syarah dari matan taqrib ini memiliki nama asli “Kifayatu Al-Akhyar Fi Halli Ghoyati Al-Ikhtishor”. Lafadz “kifayah” maknanya adalah “mencukupi”. Adapun lafazdz “Al-Akhyar” adalah bentuk jamak dari “khoir” yang bisa dimaknai “manusia terbaik”. Sedangkan “Hall” bisa bermakna“menguraikan”.
Jadi, secara keseluruhan, makna kitab ini seolah-olah dimaksudkan sebagai kitab yang isinya sudah mencukupi orang-orang baik yang ingin belajar agama (atau mewakili ulama terbaik dalam hal mensyarah), yakni dengan cara menguraikan, menjelaskan, merincikan dan mensyarah kitab yang bernama “Ghoyatu Al-Ikhtishor”.
Ghoyatu Al-Ikhtisor sendiri merupakan nama lain dari kitab Matan Abi Syuja. Selain itu, kitab ini juga kadang disebut dengan Al-Ghoyah Wa At-Taqrib atau “Mukhtashor Abu Syuja” atau “At-Taqrib” atau “Al Ghoyah”.
Kitab Matan Abi Syuja sendiri adalah salah satu matan termasyhur dalam madzhab syafi’i. Matan yang dikarang oleh Abu Syuja’ Ahmad bin Al-Hasan ini memuat berbagai persoalan dasar dalam fiqih syafi’i. Beliau menyajikan matan seputar thaharah, shalat, shaum, dan yang lainnya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Kembali lagi ke bahasan utama, Kifayatul Akhyar ini disusun oleh penulisnya dengan ringkas namun memiliki bobot yang sangat berisi. Ia disusun dengan sistematika yang sangat baik dan enak dibaca. Karena merupakan kitab syarah, daftar isi dari kitab ini tentu mengikuti alur dan isi dari kitab matan abi syuja.
Topik bahasannya dimulai dari bahasan bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, jual beli, luqathah, waris (faraid) dan wasiat, nikah, jinayat (jenayah), hudud, jihad, peradilan, dan lainnya.
Dalam setiap penjelasan dalam Kifayatul Akhyar, hal menonjol yang dilakukan oleh Imam Taqiyuddin adalah dengan memberikan dalil dan ta’lil setiap kali menyajikan sebuah hukum. Dalam satu kasus fikih, beliau yang juga seorang ahli hadits terkadang menyebut lebih dari satu dalil, dan dalam satu hadis kadang beliau menyebut sejumlah variasi riwayat.
Bahkan, beliau juga menyempatkan diri untuk menjelaskan sejumlah lafaz hadits jika dipandang terasa “asing” bagi para pembacanya, seperti syarah beliau terhadap lafadz Nabi “taribat yaminuk”. Tak lupa juga beliau menjelaskan takhrij hadis, membicarakan sanad dan matannya dan seringkali juga membincangkan kualitas hadisnya.
Selain itu, hampir setiap masalah hukum yang disebutkan oleh sang penulis senantiasa disertai istidlal (pengambilan dalil) dari Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Sehingga menjadikan kitab ini semakin kokoh karena didasarkan dengan dalil-dalil yang kuat.
Tidak hanya sebagai salah satu rujukan dalam perkara fiqih syafi’i secara umum, Kifayatul Akhyar juga menjadi sumber data penting untuk mengetahui ikhtlaf Asy-Syaikhan (Ar-Rofi’i dan An-Nawawi) . Kedua ulama tersebut adalah imam besar dalam madzhab syafi’i. Bahkan, tidak hanya menukil ikhtilaf keduanya, beliau juga senantiasa mentahqiqnya.
Kerana kedalaman dan luasnya pembahasan yang diungkapkan dalam kitab Kifayatul Akhyar ini, para ulama dan intelektual muslim berusaha menterjemahkannya ke dalam berbagai bahasa. Diantaranya adalah bahasa Indonesia, Malaysia, Thailand, Inggeris, Perancis, dan lainnya.
Semoga Anda semua mampu membeli dan membaca kitab Kifayatul Akhyar ini ya.
Wallaahu A’lam
Baca juga:
Kitab Durrotun Nashihin: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya
Kitab Bulughul Marom: Profil Penulis dan Ringkasan Isinya
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!