Kumpulan 5 Hadits Tentang Kucing Dalam Islam: Status dan Keutamaan Memeliharanya

Anda sedang mencari informasi sepuatar hadits tentang kucing dalam islam? Jika iya, maka Anda sangat beruntung. Di artikel ini kami telah mengumpulkan hadits yang Anda cari dan menuliskannya dengan rapi dan sistematis agar mudah dibaca oleh para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat ya!

1. Status Kucing Dalam Islam

عن أبي قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في الهرة: إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ

Dari Abi Qatadah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, “Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita.” (HR. At Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Dengan sangat jelas, pada hadits ini Baginda SAW menyebut kucing sebagai hewan yang tidak najis. Karena itu, tentu saja kita selaku umatnya bisa berpuas-puas bermain dengannya. Namun meskipun tidak najis, kucing haram untuk dimakan. Mengingat dia merupakan hewan berkuku dan bertaring yang terkadang menggunakan kuku dan taringnya untuk memburu dan memakan mangsanya.

Selain itu karena tidak najis, jika kucing minum dari suatu wadah yang berisi air –sebagaimana diceritakan sebab Abu Qotadah menyebutkan hadits ini-, maka air tadi tidak dihukumi najis, baik kucing tersebut meminumnya dalam jumlah sedikit ataupun banyak.

2. Kisah Sayyidah Aisyah dan Kucing

أن امرأة أرسلت بِهَرِيسَةٍ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَوَجَدَتْهَا تُصَلِّي فَأَشَارَتْ إِلَيَّ أَنْ ضَعِيهَا فَجَاءَتْ هِرَّةٌ فَأَكَلَتْ مِنْهَا فَلَمَّا انْصَرَفَتْ أَكَلَتْ مِنْ حَيْثُ أَكَلَتْ الْهِرَّةُ فَقَالَتْ : إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : “إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّمَا هِيَ مِنْ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِفَضْلِهَا

Bahwasanya datang seorang perempuan yang mengirim kepada Aisyah RA semangkok harisah (makanan seperti bubur). Perempuan tersebut melihat Aisyah RA sedang shalat, maka Aisyah memberikan isyarat kepada si perempuan untuk meletakkannya.

Maka kemudian datang seekor kucing dan memakan makanan tersebut. Kemudian setelah kucing tersebut pergi, Aisyah RA memakan makanan pemberian tadi seraya berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Kucing tidaklah najis. Sesungguhnya kucing adalah hewan yang ada di sekeliling kalian.” Dan aku (Aisyah) telah melihat Rasulullah SAW berwudlu di bekas air minum kucing. (HR Abu Daud)

Tampaknya kisah di atas mengenai Sayyidah Aisyah dengan seekor kucing sudah sangat jelas bukan? Itu berarti jika seandainya ada kucing yang menggigit makanan Anda, misalnya ayam goreng, maka ayamnya tidaklah najis. Karena itu Anda tetap dapat menghabiskannya tanpa harus takut dengan kesucian ayam goreng tersebut.

3. Masuk Neraka Karena Kucing

عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ في هِرَّةٍ سَجَنَتْها حتَّى ماتَتْ، فَدَخَلَتْ فيها النَّارَ، لا هي أطْعَمَتْها ولا سَقَتْها، إذْ حَبَسَتْها، ولا هي تَرَكَتْها تَأْكُلُ مِن خَشاشِ الأرْضِ

“Seorang wanita menerima azab karena kucing yang ia tahan sehingga mati. Ia masuk neraka karena ia tidak mau memberi makan kucing itu dan tidak memberi minum, karena dia menahannya dan tidak melepaskan sehingga ia makan serangga tanah.” (HR Bukhari)

Islam adalah agama yang indah dan sangat menganjurkan kasih sayang, Tidak hanya kasih sayang kepada sesama manusia, islam pun memerintahkan umatnya untuk menyayangi hewan dan semua apa yang ada di dunia dan alam semesta.

Maka jika ada seseorang yang tidak menyayangi manusia ataupun mahluk hidup lainnya, Allah akan memberikan adzab kepada orang tersebut.

Kisah di atas misalnya, dengan sangat jelas Allah menghukum seorang wanita ke neraka karena perbuatan yang mungkin terdengar sepele. Ya, dia tidak memberi makan dan minum kepada seekor kucing hingga kucing tersebut mati. Karena itu, hendaknya kita berkasih sayang kepada kucing dan hewan-hewan lainnya.

4. Perhiasan Rumah

عن أنس ابن مالك عن النبي صلى الله عليه وسلم يقول: “يا أَنَسُ إِنَّ الهِرَّ من مَتَاعِ البيتِ لَنْ يَقْذَرَ شيئًا ولَنْ يُنَجِّسَهُ

Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Anas, sesungguhnya kucing adalah kesenangan rumah yang tidak akan membuat kotor sesuatu dan tidak akan juga menajiskannya. (HR Ibnu Hajar)

Hadits ini setidaknya memberikan kabar bahwasanya kucing merupakan salah satu hewan yang dapat membuat senang pemiliknya. Maka dari itu tak heran jika kucing merupakan hewan yang dipelihara oleh Baginda SAW.

Adapun maksud dari tidak akan membuat kotor sesuatu dan tidak akan menajiskannya adalah bahwa kucing adalah hewan suci. Jilatannya, bulunya, bekas makan dan minumnya tidaklah dapat membuat suatu barang menjadi kotor dan najis.

Namun, apabila air kencing dan bekas kotorannya, tentu kedua hal tersebut merupakan suatu yang kotor dan najis. Sehingga harus disucikan dari suatu benda jika keduanya menempel kepada benda tersebut

5. Masuk Surga Karena Menyayangi Hewan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِك

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.” (HR Bukhari)

Kisah yang luar biasa sekali bukan? Meskipun pada kisah di atas hewan yang menjadi aktor utamanya bukanlah kucing, dapat diambil pelajaran oleh kita bahwasanya wajib bagi kita untuk berkasih sayang kepada hewan. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Khutbah

Hadits Tentang Jumlah Nabi dan Rasul