Mengenal Khat Farisi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Khat farisi merupakan salah satu khat yang tersulit untuk dikuasai. Karena sulitnya tersebutlah, khat ini akan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Nah, di artikel ini kami akan mengulas seluk beluk khat tersebut secara ringkas dan jelas.

Semoga bermanfaat ya!

Pengertian Khat Farisi

Khat farisi, sesuai namanya merupakan sebuah tulisan Arab yang berasal dari wilayah persia (Iran saat ini), tepatnya muncul pada sekitar abad 7 M. Khat ini pada awalnya disebut dengan khat ta’liq karena keindahannnya terletak pada kelenturan hurufnya ketika di tarik kebawah seakan-akan menggantung.

Dalam penulisannya, khat yang satu ini tidak membutuhkan syakal atau tanda baca, tetapi Farisi memiliki ketebalan yang sangat berbeda di setiap hurufnya sehingga dalam penulisannya diperlukan minimal dua pena, yaitu ukuran kecil dan besar.

Poin pentingnya adalah khat farisi jarang menerima harokat atau hiasan-hiasan pembantu, hanya saja tetap dibolehkan untuk memasukkan komponen-komponen tambahan tersebut sekedar tamabahan asal pantas.

Kemudian keindahan gaya khat farisi sangat tergantung kepada kemahiran mengubah ubah ujung pena. Nantinya ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan, misalnya terdapat huruf yang ditulis hanya dengan sepertiga lebar ujung pena, seperti gigi sin, kepala ha, bulatan atas shad dan puncak kaf.

Sejarah Khat Farisi

Sebagaimana yang telah disinggung di awal, khat yang bebas dari syakal ini berasal dari wilayah Persia. Menurut catatan sejarah, Kekaisaran Persia sebelum datangnya Islam memiliki tulisan khas mereka sendiri yang disebut denga tulisan Bahlawi.

Kemudian setelah Islam masuk ke negeri mereka, orang orang Persia menulis dengan tulisan Arab, dan tulisan mereka sendiri mulai dilupakan secara perlahan. Meskipun begitu, tampaknya pengaruh tulisan asli mereka masih memberikan ciri khas bagi tulisan Arab mereka.

Seiring dengan perkembangan khat naskhi dan tsuluts, para seniman di negeri Persia (meliputi Iran, Afghanistan, India dan Pakistan) mulai memadukan keindahan naskhi dan tsuluts dengan gaya menulis nenek moyang mereka. Maka lahirlah sebuah gaya menulis yang disebut ta’liq (farisi) yang populer penggunaannya pada abad 11 – 13 H.

Karena tulisannya yang cukup rumit dan agak sulit dibaca, maka pada tahapan berikutnya khat ini lebih disederhanakan bentuknya sehingga tidak timbul kesan keruwetan. Alasan lainnya adalah karena khat ta’liq mulai digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiyah yang harus mudah dibaca, dan jelas.

Ketika mulai digunakan dalam penulisan karya ilmiah, khat ini kemudian disebut dengan nasta’liq. Yang mana ini merupakan gabungan dari kata nasakh dan ta’liq. Maksudnya tulisan ta’liq yang berfungsi seperti naskh. Sebagaimana yang sudah diketahui, khat nasakh adalah khat yang digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiah seperti buku dan lainnya.

Seiring berkembangnya zaman, khat ini kini lebih dikenal dengan sebutan khat farisi. Mengingat penyebutan dengan kata tersebut lebih mudah jika dibandingkan dengan penyebutan yang lain. Selain itu karena memang biasanya sebuah penamaan dinisbahkan kepada tempatnya berasal. Seperti apa yang terjadi pada penamaan khat kufi.

Kini, di Indonesia khat ini merupakan merupakan salah satu jenis huruf kaligrafi yang sering digunakan untuk lomba. Biasanya huruf ini menjadi pilihan dalam lomba final hiasan mushaf.

Selain itu karena tingkat kerumitannya yang sangat tinggi, khat ini dijadikan standar minimal seseorang untuk mencapai derajat kaligrafer profesional. Maknanya tidak sah seseorang disebut sebagai kaligrafer atau khattat jika belum menguasai khat farisi.

Ciri-ciri Khat Farisi

Untuk membedakannya dengan khat yang lain, farisi memiliki beberapa ciri yang tidak dimiliki oleh khat yang lain. Diantara ciri-cirinya adalah:

  • Setiap hurufnya memiliki ukuran tebal tipis yang sangat kontras. Goresan awal huruf biasanya kecil, kemudian akan berubah menjadi sangat besar di huruf berikutnya.
  • Lengkungan hurufnya menarik, kurangnya penggunaan garis vertikal dan bentuk hurufnya yang condong ke kanan serta memanjang.
  • Tulisannya agak miring ke kanan, kemiringan khat Farisi adalah kebalikan dari kemiringan khat diwani.
  • Umumnya khat ini tidak memiliki syakal atau harokat huruf. Hal ini karena keindahan khat farisi terletak pada “kesepiannya. Hanya saja biasanya para kaligrafer memberikan hiasan tambahan sebagai penambah keindahan. Misalnya mereka memberi hiasan awan disekeliling hurufnya dan kemudian diberikan hiasan dibagian luar awan itu.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Mengenal Khat Riq’ah: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Jenisnya

Mengenal Khat Kufi: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Jenisnya