Anda gemar pergi ke masjid-masjid jami dan menemui banyak hiasan kaligrafi di dalamnya? Jika iya, maka umumnya kaligrafi disana ditulis dengan khat tsuluts. Kami yakin, Anda pasti akan kagum tatkala melihatnya bukan?
Karena itu, di artikel ini kami akan mengajak Anda untuk berkenalan lebih jauh dengan khat tersebut. Semoga membuka wawasan Anda ya!
Pengertian Khat Tsuluts
Khat tsuluts adalah sebuah khat huruf yang paling banyak dipakai oleh para kaligrafer dalam membuat suatu karya. Baik itu dalam menciptakan lukisan maupun dalam ajang perlombaan. Selain itu, biasanya khat tsuluts ini sering ditemui pada dinding-dinding masjid di berbagai belahan dunia. Bahkan, kain kiswah di Ka’bah pun menggunakan khat ini.
Adapun kenapa dinamakan dengan tsuluts, hal ini karena khat tsuluts ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam. Kemudian ada pula yang menamakannya dengan khat arab karena khat ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya setelah khat Kufi.
Selain itu, khat ini juga masyhur dikenal sebagai Ummul Khutut (Ibu Tulisan) dan jarang digunakan dalam penyalinan Al Qur’an lengkap. Hal ini karena ia memilki banyak metode menentukan ukurannya dengan jumlah titik yang sesuai pada setiap huruf, agak rumit dan membutuhkan keterampilan yang tinggi untuk menulisnya.
Berikutnya, bisa dikatakan juga bahwa khat tsuluts merupakan khat yang paling cantik, indah, dan yang paling susah dipelajari. Sedikit saja seorang kaligrafrer meleset dari kaidah-kaidah yang telah ditentukan, maka hasil karya tsuluts yang kita buat tidak terlihat indah lagi.
Karena itu, menguasai kaidah penulisan khat ini akan sangat membantu seorang kaligrafer dalam menguasai gaya-gaya khat yang lain. Sehingga tidak berlebihan (sebagaimana yang telah di bahas diatas) bila para khattat atau kaligrafer menjuluki tsuluts sebagai “ummul-khutut” (induk segala macam jenis khat).
Bahkan, seorang seniman khat belum boleh menyandang gelar “khattaat” apabila tidak menguasai tsuluts ini. Dengan demikian, khat ini merupakan khat yang paling penting dalam dunia seni menulis huruf-huruf arab.
Sejarah Khat Tsuluts
Menurut catatan sejarah, khat ini pertama kali muncul pada abad ke-7 M di zaman Daulah Khilafah Bani Ummayah. Hanya saja penyebaran dan perkembangan khat yang sulut ini baru gencar dilakukan pada akhir abad ke-9 M.
Kemudian para khattaat secara bertahap telah menyempurnakan dan mengembangkan kaidah-kaidah serta timbangan-timbangan dalam hal ukuran tulisan tsuluts. Adalah salah satu Wazir Daulah Abbasiyah bernama Ibnu Muqlah orang pertama yang merumuskan kaidah-kaidahnya.
Dilanjutkan oleh Ibnu al Bawwab yang menambahkan beberapa kaidah. Selanjutnya dilanjutkan oleh Yaqut Al-Musta’simi sehingga tsuluts mencapai bentuknya seperti sekarang.
Beberapa khattaat yang dikenal memiliki tulisan sangat indah dalam gaya tsuluts antara lain: Dawud Bektasy, Hasyim Muhammad, Musthafa Rakim, Usman Ozcay, Sami Afandi, Hamdullah al Amasi, Hamid al-Amidi, dan lain lain.
Hingga saat ini khat tsuluts menjelma menjadi salah satu khat yang paling masyhur dan sering dijumpai dalam karya-karya seni. Meskipun tidak akan Anda pernah jumpai dalam tulisan Al Qur’an, umumny Anda dapat melihatnya di berbagai sudut bangunan masjid. Baik itu menjadi lukisan pada mihrab imam, hiasan asmaul husna atau ayat suci di dinding, ukiran mimbar, dan di bagian masjd lainnya.
Ciri-ciri Khat Tsuluts
Ada beberapa ciri dan keunikan yang menjadi pembeda antara khat tsuluts dengan khat yang lain. Diantaranya adalah:
- Ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam.
- Bersifat luwes dan plastis. Sehingga ia dapat dikombinasikan dengan aneka bidang dan ruang yang disediakan. Seperti pada bidang kerucut, persegi panjang, bujur sangkar, belah ketupat, bulat, atau oval.
- Rangkaian huruf- huruf tsulust dapat diringkas di ruangan yang lebih sempit daripada kapasitas bunyi tulisan dengan sitem penumpukan.
- Khat ini akan lebih indah dibuat dengan ukuran yang besar. Misalnya di dinding-dinding masjid atau kanvas lukisan. Apalagi jika dipoles dan dihiasu dengan warna-warna yang bagus, maka damage keindahannya akan semakin bertambah.
Wallaahu A’lam
Baca juga:
Mengenal Khat Farisi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya
Mengenal Khat Riq’ah: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Jenisnya
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!