Kumpulan 5 Hadits Tentang Larangan Menyekutukan Allah: Ancaman dan Azabnya

Sudah tidak diragukan lagi, perbuatan syirik yang notabene menyekutukan Allah adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Zat Yang Maha Kuasa. Hal tersebut sudah termaktub dalam berbagai ayat dan hadits.

Nah, di hadits ini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang larangan menyekutukan Allah yang mungkin dapat menjadi penguat keimanan para pembaca sekalian.

1. Ditinggalkan Allah

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Aku tidaklah butuh adanya tandingan-tandingan. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal dalam keadaan menyekutukan Aku dengan selain Aku, maka Aku akan meninggalkan dia dan perbuatan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Dalam hadits qudsi di atas, Allah yang memang notabene memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi (berdiri sendiri) dengan tegas menyebut dirinya tidak butuh dengan tandingan-tandingan yang telah dibuat manusia. Karena pada hakikatnya Allah adalah Zat pemilik Alam Semesta, sehingga untuk apa membutuhkan yang lain?

Lalu Allah juga dengan sangat jelas akan meninggalkan siapa saja hamba-Nya yang melakukan perbuatan syirik seperti meminta bantuan kepada dukun dan yang semisalnya.

2. Masuk Neraka

من مات لا يشرك بالله شيئاً دخل الجنة، ومن مات يشرك به شيئاً دخل النار

“Barangsiapa yang mati dengan menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia pasti masuk neraka.” (HR Bukhari)

Tidak hanya ditinggalkan oleh Allah, orang yang musyrik dan dia mati dalam kemusyrikannya, maka dia berdasarkan hadits di atas sudah dapat dipastikan masuk ke dalam neraka yang panasnya sungguh tak terhingga. Oh ya, syirik dalam hadits ini bermakna syirik akbar ya. Yaitu syirik yang bermakna betul-betul menyekutukan Allah dengan yang lain.

3. Kezaliman Paling Fatal

الظلمُ ثلاثةٌ ، فظُلمٌ لا يغفرُهُ اللهُ ، وظلمٌ يغفرُهُ ، وظلمٌ لا يتركُهُ ، فأمّا الظلمُ الذي لا يغفرُهُ اللهُ فالشِّركُ ، قال اللهُ : إِنَّ الْشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ، وأمّا الظلمُ الذي يغفرُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ العبادِ أنفسُهمْ فيما بينهُمْ وبينَ ربِّهمْ ، وأمّا الظلمُ الّذي لا يتركُهُ اللهُ فظُلمُ العبادِ بعضُهمْ بعضًا حتى يَدِينَ لبعضِهِمْ من بعضٍ

“Kezaliman ada tiga: kezaliman yang tidak Allah ampuni, kezaliman yang Allah ampuni dan kezaliman yang tidak mungkin dibiarkan oleh Allah. Adapun kezaliman yang tidak Allah ampuni, itu adalah kesyirikan. Allah berfirman: kesyirikan adalah kezaliman yang paling fatal.

Adapun kezaliman yang Allah ampuni adalah kezaliman seorang hamba pada dirinya sendiri, antara ia dengan Allah. Adapun kezaliman yang tidak mungkin dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman hamba pada orang lain sampai kezaliman tersebut terbayar.” (HR. Abu Daud)

Pada hadits di atas, Allah telah membagi 3 jenis kezaliman. Diantara pembagian tersebut adalah kezaliman yang tidak akan Allah ampuni. Yang mana kezaliman tersebut berupa kesyirikan. Hal ini senada dengan firman Allah yang berbunyi:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.” (QS. An-Nisa’: 48)

4. Dosa Paling Besar

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ

“Perhatikanlah (wahai para sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau SAW mengatakannya tiga kali. Kemudian para sahabat mengatakan: “Tentu, wahai Rasûlullâh.”

Beliau SAW bersabda: “Syirik kepada Allâh, durhaka kepada kedua orang tua,” sebelumnya beliau bersandar, lalu beliau duduk dan bersabda, “Perhatikanlah! Dan perkataan palsu (perkataan dusta),” beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata, “Seandainya beliau berhenti”. (HR al-Bukhâri dan Muslim)

5. Satu dari Tujuh Dosa Besar

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ

“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari, no. 2766 dan Muslim, no. 89)

Hadits keempat dan kelima yang ada pada artikel ini, keduanya menunjukkan dengan jelas dan lugas bahwa menyekutukan Allah merupakan perbuatan yang termasuk ke dalam salah satu dari dosa besar. Dan tentu, siapa saja pelaku dosa besar, maka dia akan lebih dipermudah jalannya menuju neraka yang siksaannya maha dahsyat. Karena itu, sudah selayaknya bagi kita untuk betul-betul menjauhi perbuatan yang sangat tercela ini. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Nabi Isa

Hadits Tentang Cita-cita