Kumpulan 7 Hadits Tentang Aqidah Akhlak: Dalil dan Penjelasannya!

Anda sedang mencari informasi seputar hadits tentang aqidah akhlak? Jika iya, maka tepat sekali datang ke artikel ini. Disini kami telah mengumpulkan hadits yang Anda cari tersebut sekaligus dengan penjelasannya. Semoga bermanfaat ya!

1. Rasulullah Diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR Bukhari)

Dalam menetapkan sesuatu, Allah Swt. tentu memiliki maksud dan hikmah tersendiri dalam ketetapan-Nya. Termasuk dalam pengutusan Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul di tengah-tengah manusia. Pada hadits ini dengan jelas disebutkan bahwasanya maksud dari datangnya Baginda Saw. adalah untuk menyempurnakan dan menyebarkan akhlak yang mulia ke seluruh penjuru dunia.

2. Paling Sempurna Imannya

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Mungkin Anda sudah mengetahui, ada dua jenis akhlak. Pertama, akhlakul karimah yang artinya akhlak yang baik dan mulia. Tercakup di dalamnya sifat jujur, tawadlu, qana’ah, sabar, penyayang, dan yang semisalnya. Kedua, Akhlakul madzmumah yang artinya akhlak yang tercela seperti dusta, munafik, ingkar janji, hasad, sombong, dan sebagainya.

Nah bagi mereka yang baik akhlaknya, maka sebagaimana sabda Nabi Saw. tersebut, ia adalah orang yang paling sempurna imannya. Dan tentu kita paham, bahwa makin tinggi dan sempurna iman, maka akan semakin mendekatkan diri ke surganya Allah.

3. Dijamin Mendapatkan Rumah di Surga

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” (HR Abu Dawud)

Pada hadits ini, disebutkan salah satu keutamaan yang akan didapatkan seseorang yang menghiasi dirinya dengan akhlak terpuji. Apa keutamaannya? Yaitu dia telah dijamin rumah di surga oleh Nabi Saw. Luar biasa sekali bukan?

4. Dekat dengan Allah

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi)

Keutamaan lainnya orang yang bagus akhlaknya adalah mereka akan dekat dengan Allah pada hari kiamat. Ketika kedudukan kita semakin dekat dengan Tuhan Pencipta Alam, tentu bisa hampir dipastikan surga akan dapat mudah diraih, insya Alllah. Karena itu hiasilah diri kita semua dengan akhlak yang terpuji.

5. Tidak ada Akhlak Buruk pada Orang Beriman

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَصْلَتَانِ لَا تَجْتَمِعَانِ فِي مُؤْمِنٍ البُخْلُ وَسُوءُ الخُلُقِ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda, “Dua perangai yang tidak akan terkumpulkan pada seorang mukmin, sifat pelit dan akhlak yang buruk.”  (HR Tirmidzi)

Pada hadits di atas, Rasulullah menyebutkan dua perangai yang tidak mungkin ada pada seorang mukmin bersama dengan imannya yaitu pelit dan akhlak yang buruk. Karena itu, jika Anda memang merasa seorang mukmin, maka jauhilah sifat pelit dan juga akhlak tercela lainnya seperti dusta, hasad, dan yang semisalnya.

6. Akhlak yang Buruk Dibenci Allah


إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا

“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina).” (HR Bukhari dan Muslim)

Jika tadi pada hadits-hadits sebelumnya membicarakan keutamaan akhlak yang mulia, maka pada hadits ini disebutkan tentang ancaman yang akan didapatkan oleh mereka yang menghiasi diri dengan akhlak tercela. Ancaman tersebut berupa dibenci oleh Allah. Dan tentu, ketika seseorang sudah dibenci Allah, maka persentase masuk nerakanya akan lebih besar.

7. Pengertian Akidah Islam

فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ

….Kemudian ia bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.”
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar…..” (HR Muslim)

Hadits di atas merupakan cuplikan dari hadits populer tentang dialog Malaikat Jibril dan Nabi Saw. seputar islam, iman, ihsan, dan hari kiamat. Jika ingin melihat hadits aslinya dapat Anda temukan di kitab Arbain Nawawi.

Sebagian ulama sendiri menyamakan iman dengan akidah islam. Dan disini dengan jelas bahwasanya ia adalah beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan qadla-qadar. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Makanan dan Minuman Haram