Menjelek-jelekan orang lain sudah tidak diragukan lagi merupakan satu dari sebagian banyak ahlak yang tercela. Hal ini sudah ditetapkan oleh Allah baik di dalam Qur’an maupun Sunnah. Nah, pada artikel ini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang menjelek-jelekan orang lain yang mungkin dapat menjadi pengingat bagi Anda agar tidak melakukan perbuatan tersebut.
1. Larangan Menjelek-jelekan Orang Lain Karena Dosanya
ﻣَﻦْ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﺬَﻧْﺐٍ ﻟَﻢْ ﻳَﻤُﺖْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻌْﻤَﻠَﻪُ
“Siapa yang menjelek-jelekan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi)
Tentu diantara kita sudah memahami bahwa manusia merupakan tempatnya dosa. Karena itu setiap manusia pastinya memiliki dosa tersendiri yang pernah dilakukan. Nah, ketika Anda sudah mengetahui dosa yang telah diperbuat oleh muslim lainnya, maka jangan sampai Anda mencelanya dengan dosa yang telah ia lakukan.
Karena jika sampai itu terjadi, Allah telah berjanji tidak akan mencabut nyawa orang tersebut sampai ia melakukan dosa yang pernah diperbuat saudaranya.
2. Suatu Keburukan yang Amat Buruk
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim).
Menjelek-jelekkan seorang muslim dengan apa yang ada pada dirinya merupakan sikap yang sangat merendahkan. Dan merendahkan seorang muslim itu berarti ia seolah merasa lebih tinggi dari orang tersebut dan juga termasuk daripada sikap kesombongan yang sangat dibenci Allah.
3. Tidak Membalas Orang Yang Menjelekkanmu
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.
Tinggikanlah sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai kesombongan.
Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud)
Jika Anda berada pada pihak yang dijelek-jelekkan oleh orang lain, maka langkah terbaik yang Anda lakukan berdasarkan hadits ini adalah dengan mendiamkan orang yang telah merendahkan Anda. Biarlah umpatan hina tersebut berlalu layaknya gonggongan anjing yang tak bernilai. Selain itu, biarkanlah pelaku tersebut yang akan menanggung dosanya di akhirat kelak.
4. Termasuk Perbuatan Fasik
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سِبَابُ المٌسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْر
Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Mencela seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekufuran.’” (HR Bukhari dan Muslim)
Jika ada seorang muslim yang melakukan aktivitas penghinaan, perendahan martabat, mencaci orang lain dan yang semisalnya, maka dia telah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam kefasikan yang sangat nyata. Dan bagi orang yang fasik, maka azab Allah akan menantinya di akhirat kelak.
5. Terjungkal ke Neraka
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﺄْﺳًﺎ ﻳَﻬْﻮِﻱ ﺑِﻬَﺎ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺧَﺮِﻳﻔًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka.” (HR Tirmidzi)
Dalam hadits ini, dikisahkan bahwa ada seseorang yang menganggap bahwa ucapan yang telah dilontarkannya adalah sesuatu hal yang tidak berbahaya. Tapi ternyata, ucapan berupa satu kalimat tersebut yang notabene cacian terhadap seseorang merupakan sebuah perkara besar. Karena itulah, pada akhirnya dia dijerumuskan oleh Allah ke dalam neraka. Wallaahu A’lam
Baca juga:
Hadits Tentang Ucapan Insya Allah
Hadits Tentang Menghargai Perasaan Orang Lain
Membantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!