Mengenal Syarah Ibnu Aqil: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya

Kitab syarah ibnu aqil adalah sebuah syarah (penjelasan) terhadap kitab Alfiyah Ibnu Malik. Yang mana kitab alfiyah merupakan salah satu karya terbesar dalam ilmu nahwu dan sharaf. Jika Anda sedang mencari informasi tentang syarah ibnu aqil, maka Anda sangat tepat datang kemari. Disini kami akan mengulas informasi yang anda inginkan secara jelas.

Selamat membaca!

Profil Pengarang Syarah Ibnu Aqil

Sesuai nama kitabnya, syarah ibnu aqil ditulis oleh salah satu ulama bahasa dari Aleppo (Suriah saat ini) yang masyhur dipanggil dengan Ibnu Aqil. Beliau adalah seorang imam, ulama yang saking luas pemahamannya atas ilmu, maka beliau diibaratkan seperti laut.

Kelahiran dan Nasabnya

Ulama yang menjadi pakar di berbagai bidang ini memiliki nama lengkap Abu Al Wafa’ Ali bin Aqil bin Muhammad Al Baghdadi Al Hanbali. Beliau dilahirkan di Aleppo, Suriah pada tahun 698 H.

Sejak kecil, pengarang syarah Ibnu Aqil ini telah mereguk banyak sekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sangat berguna bagi masa depannya. Keluarganya bisa dikatakan adalah keluarga yang memiliki semangat terhadap keilmuan. Karena itu, tak heran jika beliau selalu dikelilingi oleh orang-orang yang berpengetahuan luas dengan kecakapan yang sangat baik.

Ayah beliau adalah seorang ahli debat yang paling terampil dan paling baik dalam mengucapkan dan mempertahankan argumen-argumen hukum fikih. Selain itu, kakeknya yaitu Muhammad Ibnu ‘Aqil, merupakan sekretaris Baha Al Dawlah yang berkuasa pada 998 hingga 1012 Masehi.

Masa Pendidikan

Masa pendidikannya dimulai saat Ibnu Aqil masih kecil. Beliau banyak belajar dari ayahnya yang seorang ahli debat dan memiliki pengetahuan yang luas akan agama. Selain itu, beliau juga banyak belajar langsung dari ibunya yang merupakan keturunan Al Zuhri, seorang ahli ilmu kalam dan ulama fiqih yang bermahzab hanafi.

Semasa pendidikannya, banyak sekali pelajaran dan ilmu yang telah beliau pelajari secara intensif. Diantaranya beliau mempelajari Ilmu Al-Qur’an, Hadis, Waris, Fiqih, Kalam, Tata Bahasa, Tasawuf, Syair, Ilmu Persuratan, Seni Dakwah dan Seni Berdebat.

Diantara guru-guru beliau yang memiliki pengaruh besar dalam keilmuannya adalah

  • Al Qadhi Abu Ya’la, beliau mempelajari fikih darinya.
  • Abu Al Fath bin Syaitha, darinya beliau talaqqi qiroat asyroh.
  • Abu Al Qasim bin Barhan, darinya beliau mempelajari ilmu gramatika bahasa arab.
  • Abu Ali bin Al Walid dan Abu Al Qasim bin At Tabban yang keduanya adalah syaikh dari kelompok mu’tazilah, darinya beliau mempelajari ilmu logika.
  • Dan masih banyak guru beliau yang lainnya.

Keluasan Ilmunya

Karena keluasan ilmunya yang begitu luar biasa, maka banyak diantara para ulama yang memuji keilmuan Ibnu Aqil. Misalnya As-Silafi, ia berkata, “Aku belum pernah melihat orang seperti Abu Al Wafa’ bin ‘Aqil Al Faqih. Tak seorangpun mampu berbicara dihadapannya karena ilmunya luas, katakatanya jelas, perkataannya bermakna dan argumennya kuat.”

Selain itu, Ibnu Al Jauzi berkata, “Ibnu ‘Aqil adalah orang yang taat beragama dan
menjaga batasan-batasan agama. Ketika dua anaknya meninggal, tampak dari
dirinya kesabaran yang luar biasa.”

Wafatnya

Ibnu Aqil wafat pada tahun 513 H. Banyak orang yang melayatnya. Dikatakan dalam sebuah riwayat bahya pelayatnya kira-kira berjumlah tiga ribu orang. Tentu suatu jumlah yang besar di masa tersebut. Rahimallaahu rahmatan waasi’an.

Ringkasan Syarah Ibnu Aqil

Syarah Ibnu Aqil merupakan kitab syarah (penjelasan) atas kitab alfiyah karangan Ibnu Malik. Adapun Alfiyah adalah sebuah kitab berbentuk nadzam dengan jumlah 1002 bait yang merupakan induk dari dasar-dasar ilmu gramatika bahasa arab. Didalamnya terdapat penjelasan tentang ilmu nahwu dan shorof yang sangat penting dalam penguasaan bahasa Arab.

Kemudian, syarah ini sangat sederhana dan mudah dicerna oleh orang-orang pemula yang ingin mempelajari Alfiyyah Ibn Malik yang notabene merupakan kitab gramatika bahasa arab tingkat lanjut. Ibnu Aqil mampu menguraikan bait-bait Alfiyyah secara metodologis, sehingga terungkaplah apa yang di maksudkan oleh Ibn Malik pada umumnya.

Kitab ini juga paling banyak beredar dipondok-pondok pesantren dan banyak dibaca
oleh kaum santri di Indonesia. Tehadap syarah ini, para ulama berikutnya tampil untuk menulis hasyiyahnya. Antara lain hasyiyah athiyyah al-ajhuri, hasyiyah assujai, dan hasyiyah khudari.

Sebagai kitab syarah, tentu bahasan dalam syarah ibnu aqil mengikuti alur bahasan dalam kitab matannya (alfiyah). Dalam kitab alfiyah sendiri, bab yang terpendek diisi oleh dua bait seperti bab Al-Ikhtishash dan ban yang terpanjang adalah Jama’ Taksir karena diisi empat puluh dua bait.

FYI, kitab alfiyah ibnu malik disusun dengan maksud:

  • Menghimpun semua permasalahan nahwiyah dan shorof yang dianggap
    penting.
  • Menerangkan hal-hal yang rumit dengan bahasa yang singkat, tetapi
    sanggup menghimpun kaidah yang berbeda-beda, atau dengan sebuah
    contoh yang bisa menggambarkan satu persyaratan yang diperlukan oleh
    kaidah itu.
  • Membangkitkan perasaan senang bagi orang yang ingin mempelajari
    isinya.

Selain pembahasan ilmu gramatika bahasa arab, di dalam alfiyah syarah ibnu aqil juga terdapat banyak sekali pembelajaran karakter yang dapat diambil faidah darinya. Misalnya dalam sebuah bait:

و جرد الفعل إذا ما أسند لإثنين أو جمع كفاز الشهدا

Artinya: “Kalimah fi’il harus disepikan dari tanda tatsniyah atau jama’ ketika diisnadkan pada Isim tatsniyah atau jama.

Dalam bait tersebut terkandung makna agar setiap manusia harus berlaku ikhlas dalam setiap perbuatannya. Tepatnya pada lafadz و جرد الفعل. Lafadz tersebut merupakan simbol keikhlasan. Karena lafadz diatas berarti suatu fi’il atau pekerjaan harus sepi.

Artinya sepi disini adalah tidak ada orang yang mengetahui amal baik yang dilakukan. Melakukan suatu pekerjaan yang baik jangan hanya ingin dipuji orang namun harus ikhlas lillahita’ala.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun: Profil Penulis dan Ringkasannya

Kitab Riyadhus Shalihin: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya