Mengenal Al Adzkar Nawawi: Profil Penyusun dan Ringkasan Isinya

Kitab Al Adzkar Nawawi merupakan sebuah kumpulan doa dan dzikir yang disusun berdasarkan hadits dari Rasulullah Saw dan para ulama yang shalilh. Jika Anda sedang mencari informasi tentang kitab tersebut, maka Anda sangat beruntung datang ke artikel kami. Disini kami telah mengulas informasi seputar al adzkar nawawi secara singkat, padat, dan jelas.

Semoga bermanfaat ya!

Profil Penyusun Adzkar Nawawi

Sesuai dengan namanya, penyusun dari kitab yang barokah ini adalah salah satu ulama agung di masanya yaitu Imam An Nawawi. Imam An Nawawi adalah sosok ulama yang sangat jatuh cinta dengan ilmu. Saking cintanya, semasa hidupnya beliau tidak pernah menikah demi fokus untuk belajar dan mengajar.

Nasab dan Kelahirannya

Ulama yang berpegang teguh kepada madzhab syafii ini memiliki nama lengkap Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam Al-Hizami An-Nawawi. Beliau lahir pada bulan Muharam tahun 631 H di desa Nawa.

Nama An-Nawawi adalah nisbat kepada desa Nawa tempat kelahiran imam besar tersebut. Nawa merupakan pusat kota Al-Jaulan, dan berada di kawasan Hauran, provinsi Damaskus. Jadi Imam An-Nawawi adalah orang Damaskus karena lahir dan menetap disana selama kurang lebih delapan belas tahun.

Masa Pendidikan

Nawawi kecil tumbuh berkembang dalam penjagaan, kebaikan, dan sibuk dengan aktivitas menghafalkan Al-Qur’an. Bahkan saking cintanya dengan menghafal Qur’an, pada umurnya yang baru 10 tahun beliau menangis karena dipaksa teman-temannya untuk bermain, padahal beliau sedang ingin membaca Al Qur’an.

Kemudian pada tahun 649 ayahnya memindakannya ke pusat Damaskus agar belajar di sana. Beliau tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah beliau seorang thalabul ilmi yang menjadikan pencarian ilmu sebagai kesibukan utamanya.

Disana beliau belajar kitab At-Tanbih dan mengafalnya dalam empat bulan setengah. Setelah itu beliau menyambungnya dengan belajar kitab Al Muhadzab. Kemudian disebutkan bahwa beliau menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Tak hanya itu, beliau pun rajin sekali dan menghafal banyak hal. Tak heran, dalam waktu dekat beliau mampu mengungguli teman-temannya yang lain.

Sebagai seorang ulama besar, tentu Shohibul Riyadhus Shalihin ini memiliki banyak guru yang hebat dan berjasa dalam keilmuannya, diantara mereka adalah:

  • Fakhruddin Al-Maliki
  • Abu Al-Hasan bin Sallar bin Al-Hasan Al Irbili Al-Halabi Ad-Dimasyqi
  • Syaikh Abu Hafsh Umar bin As’ad bin Abi Ghalib Ar-Raba’I Al-Irbili
  • Abu Muhammad Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad bin Ibrahim bin Musa Al-Maqdisi Ad-Dimasyqi
  • Abu Ibrahim Ishaq bin Ahmad bin Utsman Al-Maghribi Ad-Dimasyiqi
  • Syaikh Al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi Al-Andalusia Asy-Syafi’i
  • Dan masih banyak yang lainnya.

Karya-karyanya

Selain al Adzkar nawawi, beliau juga banyak menyusun dan menulis karya-karya hebat lainnya. Karya tersebut antara lain:

  • Khulashah Al-Ahkam min Muhimmad As-Sunan wa Qawa’id Al-Islam
  • Bustanul Arifin
  • Al-Arbain An-Nawawi
  • Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab
  • At-Tibyan fii Adabi Hamilatil Qur’an
  • Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Al-Hajjajj
  • Riyadhus Shalihihn
  • Dan masih banyak yang lainnya

Wafatnya

Sosok yang faqih, muhaddits, ‘alim yang zuhud, wara‘ dan bertaqwa ini pergi meninggalkan dunia pada 24 Rajab 676 H. Beliau wafat dengan meninggalkan jasa yang luar biasa besar. Rohimahullaahu rahmatan waasiatan.

Ringkasan Al Adzkar Nawawi

Sudah menjadi hal yang diketahui setiap muslim, bahwasanya dzikir merupakan salah satu ibadah yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Hal ini karena dzikir memiliki makna mengingat Allah Swt.

Karena itu, seorang hamba yang gemar berdzikir akan senantiasa mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Ketika mengingat Allah, tentu diri manusia akan terhindar dari perbuatan maksiat.

Untuk menambah wawasan tentang zikir dan doa yang dapat dipanjatkan oleh seorang hamba, maka Imam Nawawi menyusun kitab Al Adzkar. Selain itu, alasan lain beliau menulis kitab ini adalah untuk membuat kitab seputar amal sehari semalam, doa-doa, dan dzikir-dzikir agar menjadi lebih praktis dibanding kitab-kitab lain yang terlampau panjang dengan penyebutan sanad yang berulang.

Adzkar nawawi di dalam isinya membahas secara tuntas dan jelas mengenai dzikir, doa-doa dan keutamaannya berdasarkan hadist Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sang penulis Imam Nawawi membagi adzkar nawawi menjadi 19 bab. Bab tersebut antara lain:

  • Mukaddimah, keutamaan dan kedudukan dzikir, serta adab-adab tentang dzikir dan doa.
  • Keutamaan dzikir.
  • Doa-doa seharian.
  • Adab-adab terhadap al-Qur’an.
  • Pujian terhadap Allah.
  • Shalawat atas Nabi.
  • Dzikir-dzikir dan Doa-doa untuk hal-hal khusus tertentu.
  • Dzikir-dzikir yang dibaca ketika solat, baik solat wajib ataupun yang sunnah.
  • Dzikir-dzikir tentang Ramadhan, dan bulan-bulan tertentu.
  • Dzikir-dzikir yang berkaitan dengan haji.
  • Dzikir-dzikir yang berkaitan dengan jihad.
  • Dzikir-dzikir ketika makan dan minum.
  • Dzikir dan adab-adab ketika bersin, serta sunnah mendoakan keselamatan.
  • Dzikir-dzikir yang berkaitan dengan pernikahan.
  • Bab nama dan kunyah (gelar).
  • Dzikir-dzikir yang bersifat umum.
  • Bab menjaga lisan.
  • Adab-adab berdoa.
  • Bab Istighfar.

Secara umum, beliau menjadikan banyak hadits sebagai bahan pokok adzkar nawawi. Hadits-hadits yang beliau nukil tersebut diambil dari kitab-kitab hadits yang menjadi rujukan kedua sumber hukum islam. Antara lain; Shahih al-BukhariShahih al-MuslimSunan Abu DawudSunan Tirmidzi, dan Sunan Nasai. Meskipun begitu, terkadang beliau juga mengambil hadits dari kitab-kitab terkenal lainnya.

Kemudian, Imam An Nawawi ketika menuliskan suatu hadits tidak bertele-tele dengan menyebut seluruh rantai sanadnya. Akan tetapi beliau langsung menerangkan status kesahihan, kehasanan, atau kedhaifan hadis tersebut.

Akan tetapi secara keseluruhan beliau tidak mengambil hadis dhaif kecuali hanya sedikit, itu pun disertai penjelasan kedhaifan-nya. Karena itu, kebanyakan hadits dalam adzkar nawawi adalah hadits yang shahih atau hasan, sehingga kitab ini diharapkan bisa menjadi rujukan bagi siapapun yang membacanya.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun: Profil Penulis dan Ringkasannya

Mengenal Syarah Ibnu Aqil: Profil Pengarang dan Ringkasan Isinya