Mengenal Kitab Mahalli: Profil Penulis dan Ringkasan Isinya

Kitab mahalli merupakan sebuah kitab fiqih bermadzhab syafii yang ditulis oleh Imam Jalaluddin Al Mahalli. Jika Anda sedang mencari informasi tentangnya, maka sangat tepat datang ke artikel ini. Disini kami telah mengulas secara ringkas seputar kitab mahalli.

Semoga bermanfaat ya!

Profil Penulis Kitab Mahalli

Sebagaimana yang telah disinggung di awal, kitab mahalli yang memiliki nama asli kitab kanzur ragibin ini ditulis oleh salah seorang ulama yang cukup masyhur di kalangan pengkaji madzhab syafii, yaitu Imam Jalaluddin Al Mahalli.

Nasab dan Kelahiran

Pemilik nama lengkap Jalaluddin Abu Abdullah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim al-Abbas al-Anshari al-Mahalli ini lahir di Kairo, Mesir pada awal Syawal tahun 791 H / 1389 M.

Adapun nama al mahalli yang menjadi pangilan beliau dinisbatkan dengan daerah Al-Mahallah Al-Kubra yang sekarang ini masuk kedalam Kegubernuran Al Gharbiyah, Mesir. Sebuah kota industri dan pertanian besar di Mesir yang terletak di tengah Delta Nil di tepi barat dari anak sungai Damietta.

Keutamaannya

Imam Jalaluddin Al Mahalli dikenal sebagai imam yang sangat alim dan diakui kemuliannya oleh para ulama. Selain itu beliau seorang yang ahli dalam bidang bahs dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sehingga tak heran para ulama yang semasa dengan beliau memberikan permisalan terhadap akal beliau denga ungkapan:

ان ذهنه يثقب الماس

Artinya: “Akal/kecerdasan beliau mampu melubangi intan”.

Selain itu, beliau dikenal sebagai ulama yang hidup dengan shaleh dan wara` serta selalu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Dikisahkan ketika para pembesar kerajaan datang kepada beliau, beliau tidak berpaling kepada mereka dan bahkan tidak memberikan izin untuk masuk bagi mereka. Beliau selalu bersikap tegas pada kebenaran dan selalu mewasiatkan kebenaran kepada para pembesar pemerintah.

Meskipun memiliki kemasyhuran dan kemuliaan yang sangat luar biasa, beliau tetap hidup dengan kesederhanaan. Penghasilan harian beliau didaptkan dari usaha perdagangan kain. Kala itu beliau menempatkan orang lain untuk duduk di toko beliau, sedangkan beliau hanya mengunjunginya sesekali saja, dan beliau fokus kepada mengajar dan menulis.

Guru-gurunya

Sebagai seorang ulama besar, tentu guru-guru beliau pun bukan orang sembarangan. Diantara ulama yang menjadi guru Imam Mahalli adalah:

  • Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Daim an-Nu’aimi al-Asqalani al-Birmawi asy-Syafii 
  • Imam al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad al-Bajuri
  • Imam al-Muhaddis Jalal al-Mahalli Abu Fadhal Abdurrahman bin Umar bin Ruslam al-Kinani al-Asqalani al-Bulqini al-Mishri
  • Imam al-Muhaddits Waliyuddin Abu Zar’ah Ahmad bin Abdurrahim al-Iraqi
  • Imam al-Muhaddits Qadhi Qudha Izzuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Jamaah al-Kinani
  • Imam Nashiruddin Abu Abdullah Muhammad bin Anas bin Abi Bakar bin Yusuf ath-Thantadai al-Hanafi
  • Imam Badaruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad al-Aqsharai
  • Dan masih banyak guru beliau yang lainnya.

Karya-karyanya

Selain menulis kitab mahalli, beliau juga menulis banyak kitab lainnya. Salah satunya adalah kitab tafsir yang sangat masyhur saat ini yaitu Tafsir Jalalain. Tak hanya itu saja, masih banyak lagi kitab yang dikarang oleh beliau. Diantaranya:

  • Al-Badru ath-Thali` fi Halli Jam`i al-Jawami`
  • Syarh Al-Waraqat
  • Syarh Mukhtashar Burdah
  • Al-Anwar Al-Madhiyah
  • Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id
  • Ath-Thib An-Nabawi
  • Kitab fi Al-Manasik
  • Kitab fi Al-Jihad
  • Dan beberapa kitab lainnya

Wafatnya

Pada bulan Ramadhan tahun 863 H Jalaluddin Al-Mahalli terkena diare. Sakit itu berlanjut sampainya akhirnya beliau wafat pada hari Sabtu pagi di awal tahun 864 H. Rahimahullaahu rahmatan waasian.

Ringkasan Kitab Mahalli

Kitab yang memiliki nama asli Kanzur Ragibin ini sejatinya merupakan kitab syarah dari Kitab “Minhaj Ath-Tholibin” miliki Imam An Nawawi. Yang mana mahalli ini merupakan salah satu syarah terbaik dari ratusan syarah kitab minhaj yang telah ditulis oleh banyak ulama lainnya.

Selain mahalli, syarah minhaj Imam Nawawi yang terkenal adalah:

  1. Manhaju Ath-Thullab” karya Zakariyya Al-Anshori
  2. Tuhfatu Al-Muhtaj” karya Ibnu Hajar Al-Haitami dan
  3. Nihayatu Al-Muhtaj” karya Syamsuddin Ar-Romli.

Penamaan kitab ini dengan Kanzur Raghibin bukan tanpa alasan. Kata “kanzun” bermakna simpanan berharga. Sedangkan kata “roghibin” bermakna orang-orang yang memiliki keinginan. Dengan nama ini seakan-akan sang muallif memliki maksud agar siapaun yang ingin memahami betul secara detail dan mendalam kitab “Minhaj Ath-Tholibin” maka dia akan mendapati kitab ini sebagai harta simpanan yang tak ternilai harganya.

Adapun kenapa di kemudian hari kitab ini lebih dikenal dengan nama Mahalli, hal ini karena agar mempermudah penyebutan kitab ini. Nama mahalli sendiri juga dinisbahkan kepada nama pengarangnya yaitu Imam Jalaluddin al-Mahalli.

Sebagai kitab syarah (penjelas), kitab mahalli bisa digolongkan sebagai syarah ringkas. Bahasa yang dipakai singkat, padat, dan jelas. Saking singkatnya, sampai-sampai penyebutan dalil pun juga disajikan secara singkat tanpa berpanjang lebar. Hal ini sebagaimana yang ditulis oleh Imam Jalaluddin dalam muqoddimahnya.

Dalam muqodddimahnya, Imam Jalaluddin menjelaskan bahwa syarahnya ini berfungsi untuk mengurai dan mengupas lafaz-lafaz An-Nawawi dalam ‘Minhaj Ath-Tholibin”, menjelaskan maksudnya, memudahkan pemahaman ungkapan-ungkapan sulitnya, dan menyingkap tabir makna dengan bahasa yang ringkas serta mudah dipahami.

Semua itu beliau lakukan dengan metode yang konsisten, tidak bertele-tele, mengandung penjelasan dalil dan mengandung penjelasan ta’lil. Adapun dalil-dalil yang dipakai Imam Jalaluddin adalah Al-Qur-an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas yang diperkuat dengan ucapan-ucapan ulama.

Adapun uraian dari kitab ini dimulai dari bahasan seputar at-thaharah (seputar bersuci), al-shalat (shalat), al-jana’iz (seputar jenazah), al-zakat (seputar zakat), al-shaum (seputar puasa), al-i’tikaf (seputar i’tikaf), al-hajj wa al-‘umrah (seputar haji dan umroh, al-buyu’ (seputar muamalah dan jual beli , dan diakhiri dengan kitab al-tadbir (seputar perbudakan), al-kitabah (seputar akad perbudakan), dan ummahat al-aulad (seputar pengasuhan anak).

Karena syarhnya terhadap Minhajut Thalibin yang begitu luar biasa, banyak ulama yang pada akhirnya membuat hasyiyah untuk kitab mahalli ini. Diantara hasyiyah-hasyiyah tersebut adalah:

  • Al-Ibtihaj bi Hawasyi Al-Minhaj ‘Ala Syarh Al-Mahalli karya Al-Jalal Al-Bakri (w. 891 H)
  • Hasyiyah Abu Al-Hasan Al-Bakri (w.952 H)
  • Hasyiyah Ibnu As-Suyufi (w.925 H)
  • Hasyiyah Ahmad Al-Burullusi (w. 957 H)
  • Hasyiyah Ibnu Abdil Haqq As-Sanbathi (w. 995 H)
  • Hasyiyah Ibnu Rodhiyuddin Al-Ghozzi (w.984 H)
  • Hasyiyah Badruddin Al-Karkhi (1006 H)
  • Al-Kasyfu Al-Majli Fi Al-Kalam ‘Ala Al-Minhaj Wa Asy-Syarih Al-Mahalli karya ‘Ali Al-Muniri (w. 1014 H)
  • Hasyiyah Zainul ‘Abidin Al-Munawi (w. 1022 H )
  • Hasyiyah Az-Zayyadi (w. 1024 H)
  • Fathu At-Tajalli ‘Ala Al-Minhaj Wa Al-Mahalli karya Muhammad Al-Bairuti (w. 1064 H)
  • Hasyiyah Al-Qolyubi (1069 H)
  • Dan masih banyak hasyiyah yang lainnya.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Kitab Fiqhul Manhaji: Profil Pengarang, Ringkasan, & Cara Download

Kitab Fathul Wahab: Profil Pengarang, Ringkasan Isi, & Cara Download