Kumpulan 5+ Hadits Tentang Hati dan Perasaan

Jika Anda sedang mencari hadits tentang hati dan perasaan, maka sangat tepat datang ke artikel ini. Disini kami telah mengumpulkan informasi yang Anda cari tersebut dengan rapih dan ditambah sedikit penjelasan. Semoga bermanfaat ya!

1. Hati Adalah Raja Anggota Badan

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini merupakan potongan akhir dari sebuah hadits yang cukup panjang tentang halal, haram, dan syubhat. Disini dengan jelas bahwasanya Nabi Saw. mengabarkan kepada kita bahwa hati merupakan penentu baiknya perbuatan manusia. Jika hatinya baik, maka amal seorang hamba akan baik. Sebaliknya, jika hatinya keras dan dipenuhi kotoran, maka amal perbuatannya pun akan buruk.

Dalam hal ini Imam Ibnu Rajab mengisyaratkan bahwa baiknya amalan badan seseorang dan kemampuannya untuk menjauhi keharaman, juga meninggalkan perkara syubhat, itu semua tergantung pada baiknya hati.

2. Kebaikan adalah yang Setiap Membuat Hati Tenang

يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ

“Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa.” (HR. Ahmad)

Pada hakikatnya, seorang muslim yang taat akan memiliki insting dan perasaan yang kuat tentang suatu perbuatan. Maksudnya dia dengan hatinya dapat dengan mudah merasakan bahwa suatu perbuatan tersebut dosa atau tidak. Hal ini karena perbuatan dosa akan membuat hati menjadi tenang. Sebaliknya, perbuatan dosa dapat membuat pelakunya menjadi gelisah.

Hanya saja meminta fatwa kepada hati ini hanya berlaku kepada orang-orang yang memang shalih dan memiliki ketaatan yang tinggi kepada Allah. Sebab jika ahli maksiat hatinya tentu sudah sangat sulit untuk mengarahkan diri kepada kebaikan.

3. Saling Mencintai Sesama Saudara

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Diantara ciri keimanan seorang mukmin adalah mencintai saudaranya seperti layaknya ia mencintai diri sendiri. Karena itu, tentu saja persaudaraan orang-orang beriman haruslah kuat dan tidak tergoyahkan sedikitpun.

Termasuk diantara ciri persaudarannya sudah sangat erat adalah saling menjaga perasaan satu sama lain. Tidak saling menghina, merendahkan, atau bahkan menjatuhkan.

4. Allah Maha Membolak-balikkan Hati

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

 “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa, ‘Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!”(HR Muslim)

Sebagai seorang muslim, tentu kita mengimani bahwasanya Allah Maha Segalanya. Tidak ada satupun yang tidak dapat dilakukan oleh-Nya, termasuk mengubah hati manusia. Dalam hadits ini misalnya, dengan jelas Baginda Saw. menyampaikan bahwasanya Allah dapat membolak-balikkan hati manusia.

Karena itu, wajar saja bila Anda mungkin pernah mendengar banyak kisah ahli maksiat yang berubah menjadi ahli kebaikan. Sebaliknya, ada juga ahli ibadah yang menjadi pecandu kemaksiatan. So, hikmahnya adalah Anda tidak boleh meremehkan dan merendahkan orang lain yang kini masih terjungkal dalam lumpur kemaksiatan. Boleh jadi kedepannya orang tersebut berubah dan jauh lebih baik dari Anda.

5. Cara Melunakkan Hati yang Keras

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ ، فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ

“Jika engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR Ahmad)

Salah satu penyebab kita sering berbuat kemaksiatan adalah hati yang keras dan enggan menolak kebenaran. Nah jika Anda merasa hati Anda kini sedang keras, maka diantara cara untuk melunakkannya kembali adalah dengan memberi makan orang-orang miskin dan mengusap kepala anak yatim. Tidak hanya mengusap tentunya, melainkan juga membahagiakan mereka.

6. Hati yang Bersih

عَن عبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ حديث صحيح رواه ابن ماجه

Dari Abdullah bin ‘Amru, ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Manusia bagaimanakah yang paling mulia?” Beliau menjawab, “Semua orang yang hatinya makhmum (disapu/dibersihkan) dan tutur katanya benar.” Mereka berkata, “Tutur kata yang benar telah kami sudah mengerti, tetapi apakah maksud dari hati yang makhmum?” Beliau bersabda: “Yaitu hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada dosa, kezoliman, kedengkian dan hasad di dalamnya.” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits terakhir ini, Nabi Saw. menyebut bahwasanya diantara manusia yang paling mulia adalah mereka yang hatinya makhmum. Makhmum sendiri merupakan hati seseorang yang tentunya beriman dan bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Wallaahu A’lam

Baca juga:

Hadits Tentang Riba dan Penjelasannya