Kitab Bulughul Marom: Profil Penulis dan Ringkasan Isinya

Anda sedang mencari informasi seputar kitab bulughul marom karangan Imam Ibnu Hajar Al Asqolani? Jika iya, maka tepat sekali Anda datang kesini. Di artikel ini kami telah mengupas kitab yang berisi hadits-hadits tersebut dengan singkat, padat, dan jelas.

Semoga bermanfaat ya!

Profil Penulis Bulughul Marom

Sebagaimana yang telah disinggung di awal, bulughul marom merupakan sebuah kitab kumpulan hadits yang disusun oleh ulama besar dari madzhab syafi’i yaitu Imam Ibnu Hajar Al Asqolani. Beliau digelari dengan julukan ketua para qadhi, syaikhul Islam, al-Hafizh al-Muthlaq (seorang hafizh secara mutlak), Amirul mukminin dalam bidang hadis dan dijuluki juga dengan syihabuddin (bintang agama)

Nasab dan Kelahirannya

Ulama yang dijuluki Abu Fadhl (bapak kemuliaan) ini memiliki nama asli Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar al-Kannani al-Asqalani al-Mishri.

Ibnu Hajar dilahirkan dilahirkan pada tanggal 12 sya’ban 773 H di Mesir. Beliau tumbuh besar di Mesir setelah ibunya meninggal, lalu beliau hidup bersama ayahnya dengan penuh kasih sayang dan perlindungan yang ketat. Hanya saja ayahnya meninggal pada usia beliau masih 4 tahun.

Ayahnya adalah salah seorang ahli bidang Fikih, Bahasa Arab, Qira’ah, dan Sastra. Selain itu, Ayahnya juga seorang yang cerdas, terhormat dan disegani. Beliau pernah menjabat sebagai Qadhi, suka menulis dan professional dalam hal mengajar dan berfatwa.

Perjalanan Pendidikannya

Sepeninggal ayahnya, Ibnu Hajar kecil tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri dibawah kepengasuhan Az-Zaki Al-Kharubi (kakak tertua ibnu Hajar) dan Syaikh Syamsuddin Ibnu Al-Qaththan.

Perjalanan pendidikan Ibnu Hajar dimulai setahun setelah ayahnya meninggal. Di usianya yang masih 5 tahun, beliau dimasukkan ke dalam sebuah sekolah (semacam TPA) untuk menghafalkan Qur’an disana.

Hanya saja Ibnu Hajar belum berhasil menghafal Al Qur’an sampai beliau diajar oleh seorang ahli fakih dan pengajar sejati yaitu Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq As-Safthi Al Muqri’. Kepada beliau ini lah akhirnya ibnu Hajar dapat mengkhatamkan hafalan Alqurannya ketika berumur sembilan tahun.

Setelah itu, kecintaan beliau terhadap ilmu semakin menggila. Di usianya yang masih muda, beliau telah hafal beberapa kitab-kitab induk seperti Al-‘Umdah Al-Ahkaam karya Abdulghani Al-Maqdisi, Al-Alfiyah fi Ulum Al-Hadits karya guru beliau Al-Haafizh Al-Iraqi, Al-Haawi Ash-Shaghi karya Al-Qazwinir, Mukhtashar ibnu Al-Haajib fi Al-Ushul, Mulhatu Al-I’rob serta yang lainnya.

Guru-gurunya

Sebagai ulama yang dikenal dengan keluasan ilmunya, tentu saja Ibnu Hajar memiliki banyak guru yang sangat berjasa dalam pembentukan pondasi keilmuannya. Diantara mereka antara lain:

  • Syeikh Ibrahim bin Ahmad bin Abdu Wahid bin Abdul Mu`min bin ‘Ulwaan At-Tanukhi Al-Ba’li Ad-Dimasyqi.
  • Syeikh Abu Hafsh Sirajuddin Umar bin Ruslaan bin Nushair bin Shalih Al-Kinaani Al-‘Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri
  • Syeikh Izzuddin Muhammad bin Abu bakar bin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Sa’dullah bin Jama’ah Al-Kinaani Al-Hamwi Al-Mishri
  • Nuruddin abul Hasan Ali bin Abu Bakar bin Sulaimanbin Abu Bakar bin Umar bin Shalih Al-Haitsami
  • Dan masih banyak guru beliau yang lainnya.

Karya-karyanya

Selain menyusun kitab bulughul marom, Imam Ibnu Hajar juga memiliki banyak karya lainnya. Antara lain:

  • Fath al-Bari fi Syarh al-Bukhari
  • Al-Isabah fi Tamyiz as-Sahabah
  • Tahzib at-Tahzib
  • Lisan al-Mizan
  • Anba’ al-Gumr bi Anba a-‘Umr
  • Dan beberapa yang lainnya.

Ringkasan Bulughal Marom

Kitab yang memiliki nama asli Bulug al-Maram min Adillah al-Ahkam ini merupakan sebuah kitab hadis tematik yang memuat hadis-hadis yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbat) oleh para ahli fikih.

Bisa dikatakan, bulughul marom ini merupakan salah satu rujukan utama khususnya bagi fikih mazhab Syafi’i. Hal ini karena memang penyusunnya yaitu Ibnu Hajar merupakan salah satu ulama besar madzhab syafi’i yang keilmuannya tidak bisa diragukan lagi.

Bahkan kitab ini termasuk kitab fikih yang menerima pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, sehingga kitab ini tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kitab ini menjadi salah satu kitab yang diajarkan di berbagai pesantren salaf yang tersebar di seantero negeri.

Secara umum, di dalam kitab bulughul marom memuat sekitar 1500 hadis yang setiap akhir hadis disebutkan perawi hadis asalnya. Ibnu Hajar memasukkan hadis-hadis yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah dan Musnad Ahmad dan selainnya.

Selain menyebutkan asal muasal hadis-hadis yang termuat di dalamnya, Ibnu Hajar juga memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadits lainnya yang datang dari jalur yang lain. Karena hal tersebutlah, bulughul marom hingga sekarang tetap menjadi kitab rujukan hadis yang dipakai secara luas tanpa mempedulikan mazhab fikihnya, sekalipun penyusunnya merupakan ulama besar madzhab syafi’i.

Berkaitan dengan metode yang digunakan oleh Ibnu Hajar dalam menyusun kitab bulughul marom, Ibnu Hajar memakai metode tematis (maudhu’i) berdasarkan tema-tema fikih. Beliau membagi pembahasan kitab ini dengan 15 bab yang dibagi lagi ke dalam beberapa sebab. Sebagaimana kitab fiqih lainnya, beliau memulai pembahasannya dari bab thoharoh, bab sholat, bab, jenazah, hingga bab kompilasi.

Adapun secara umum sistematika dalam kitab bulughul marom antara lain:

  • Memotong (ta’liq) rangkaian sanad kecuali pada tingkat sahabat dan mukharrij.
  • Menjelaskan status hadis-hadis yang lemah (padanya ada kelemahan dan lain sebagainya) atau dengan keterangan ulama, seperti dilemahkan oleh Ibnu Hibban dll.
  • Ibnu Hajar menggubakan istilah tertentu dalam penyebutan mukharrij, seperti Rawahu as-Sab’ah, Rawahu as-Sittah, Rawahu al-Khamsah, Rawahu al-Arba’ah, Rawahu ats-Tsalisah, dan Muttafaqun ‘Alaih.
  • Dalam hal penguat hadis, Ibnu Hajar menyertakan keterangan ringkas yang hanya mencantumkan sanad saja tanpa mengulang isi matan.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Mengenal Kitab Al Kabair: Profil Pengarang dan Ringkasannya

Mengenal Al Adzkar Nawawi: Profil Penyusun dan Ringkasan Isinya