7 Rekomendasi Wisata Halal Bali: Ada Masjid Sejak Abad 14 Lho!

Sebagai daerah yang minoritas muslim, ternyata Bali yang notabene merupakan destinasi wisata para pelancong internasional ini memiliki beberapa destinasi wisata halal Lho. Pasti penasaran kan apa saja destinasi wisata tersebut?

Biar gak makin penasaran, berikut ini destinasi wisata halal Bali yang mungkin dapat menjadi referensi Anda ketika berkunjung ke Pulau Dewata.

1. Desa Candi Kuning Bedugul

Destinasi wisata halal Bali pertama yang dapat Anda kunjungi ketika melancong ke pulau tersebut adalah Desa Candi Kuning Bedugul yang berlokasi di Kapubaten Tabanan.

Disini Anda akan menemukan sebuah komunitas muslim yang hidup di tengah mayoritas penduduk bali yang beragama hindu. Bahkan sebenarnya, di desa tersebut juga masih cukup banyak penganut agama hindu, akan tetapi mereka saling bertoleransi dan tidak pernah ada gesekan dalam bermasyarakat.

Selain itu juga, yang menjadi daya tarik dari adalah panorama alamnya yang begitu luar biasa. Ketika berkunjung ke desa tersebut, Anda akan merasakan suasana sejuk dengan adanya gunung, danau, air terjun, dan kebun raya yang berada di wilayah Desa Candi Kuning.

Tidak hanya itu, di desa ini juga terdapat sebuah makam ulama yang konon menjadi cikal bakal adanya komunitas muslim di daerah Candi Kuning, ulama tersebut bernama Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi.

Jika ingin menziarahi makam sang ulama, Anda harus melalui pintu masuk Kebun Raya Eka Karya Bedugul dengan ditemani pemandu lokal. Di sepanjang jalan menuju area makam, pengunjung akan melalui ratusan anak tangga yang terbuat dari susunan kayu dan akar pohon. Karena itu dibutuhkan fisik yang kuat jika ingin mencapai makam tersebut.

2. Masjid Al Hidayah

Masjid ini merupakan tempat ibadah kaum muslim yang masih berada di wilayah Candi Kuning. Karena itu tidak sah rasanya bila Anda mengunjungi Desa Candi Kuning tapi tidak beribadah dan beristrirahat sejenak di masjid yang eksterionya didominasi warna krem dan oren tersebut.

Dibangun sejak tahun 1927, masjid ini berdiri di atas tanah seluas 886 meter persegi, dengan luas bangunan mencapai 5.650 meter persegi. Sejak awal pendiriannya, masjid ini sudah menjadi tempat ibadah utama bagi komunitas muslim yang hidup di Desa Candi Kuning.

Disini selain beribadah, Anda juga dapat menikmati pemandangan alam dan berswafoto dengan background Danau Bratan yang memang lokasinya sangat dekat dengan masjid Al Hidayah.

Salah satu hal menarik dari masjid ini adalah banyaknya toko penjual souvenir. Yang membedakan toko-toko ini dengan toko-toko di obyek wisata lainnya, karena toko-toko tersebut menyediakan berbagai sovenir khas Bali yang bernuansa keislaman. Seperti mukenah, sarung khas Bali, sejadah khas Bali, buku-buku dan yang lainnya.

3. Wisata Toleransi Desa Pegayaman

Sama dengan Desa Candi Kuning, Pegayaman merupakan nama sebuah desa tepatnya di wilayah Buleleng yang merupakan tempat sebuah komunitas muslim berada. Bukan hanya komunitas muslim biasa, masyarakat Pegayaman adalah salah satu komunitas muslim tertua yang berada di Pulau Dewata.

Tepatnya, warga muslim telah menduduki wilayah tersebut sejak pertama kali berdiri Kerajaan Buleleng di bawah kepemimpinan Ki Barak Panji pada sekitar abad ke 16.

Ketika memasuki kawasan desa ini, Anda akan merasakan nuansa keislaman di setiap jengkal wilayahnya. Disini, mayoritas anak-anak setia memakai penutup kepala (peci) sebagai pelengkap aktivitas kesehariannya. Tidak lupa juga para perempuan yang juga mengenakan pakaian khas Muslimah seperti kerudung, disertai penggunaan kebaya khas setempat.

Salah satu hal menarik dari Desa Pegayaman adalah adanya tradisi saat perayaan Idul Fitri atau Idul Adha yang bernama Ngejot. Ngejot adalah tradisi untuk menjaga kerukunan beragama berupa membagikan makanan kepada masyarakat Hindu di kawasan sekitar dengan mendatanginya ke setiap rumah.

4. Desa Gelgel

Serupa dengan Desa Candi Kuning dan Desa Pegayaman, Desa Gelgel juga merupakan sebuah perkampungan yang mana para penduduknya adalah beragama islam. Bahkan, keislaman masyarakat di desa tersebut sudah berlangsung sejak lama sekali, tepatnya sejak abad ke-13 M.

Menurut sejarahnya, Kampung muslim yang terletak di wilayah Klungkung ini terbetuk ketika Raja Ida Dalem I Ketut Ngulesir kembali dari Kerajaan di Jawa ke Bali dikawal 40 prajurit muslim dari Majapahit. Sebagai ungkapan terimakasih, Raja Gelgel memberikan tempat tinggal bagi 40 warga muslim ini di Desa Gelgel.

Oh ya, di kampung ini lah berdiri sebuah masjid yang cukup besar dan bahkan merupakan masjid tertua di Pulau Dewata. Masjid tersebut bernama Masjid Nurul Huda yang sudah berdiri sejak abad ke-14 M.

5. Puja Mandala

Kali ini ada sebuah destinasi wisata yang mengusung konsep toleransi bernama Puja Mandala. Puja Mandala adalah sebuah pusat peribadatan di wilayah Badung yang menghadirkan lima rumah ibadah di dalam satu kompleks yang sama.

Di tempat yang memiliki pemandangan cantik menghadap Tanjung Benoa, seridaknya terdapat lima pusat beribadatan bagi lima agama yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu.

Kelimanya yaitu Mesjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Bukit Doa, dan Pura Jagat Natha.

Untuk masjidnya sendiri, masjid yang mengambil nama dari salah satu penjelajah muslim paling masyhur ini memiliki 3 lantai tiga yang dibangun di bagian paling kiri dari Puja Mandala.

Nah, desain masjid tersebut mengambil bentuk susunan limas seperti umumnya mesjid di tanah Jawa. Oh ya, karena bangunannya cukup besar, maka masjid ini dapat menampung hingga 3000 jamaah lho.

6. Masjid Al Qomar

Jika destinasi-destinasi wisata yang telah disebut sebelumnya berada di daerah yang cukup jauh dari Ibukota Bali, maka tidak dengan destinasi wisata yang satu ini. Ya, Masjid Al Qomar merupakan sebuah rumah ibadah yang terletak di wilayah Denpasar.

Dilihat dari luarnya saja, masjid ini memiliki keunikan yang sangat berbeda dari masjid pada umumnya. Keunikan tersebut terletak pada gaya bangunan serta desainnya yang menggunakan konsep bangunan khas Bali.

Nuansa arsitektur gaya Bali sangat terasa kental karena adanya penerapan bentuk candi bentar dan unsur paduraksa lengkap dengan bahan, warna, dan ornamen khas gaya Bali pada bagian pagar masjid.

Tidak hanya itu, bagian kaki dan badan bangunannya juga menggunakan bahan bata gosok, batu paras, dan batu candi yang merupakan bahan khas arsitektur gaya Bali, sehingga menjadikan Mesjid Al-Qomar memiliki warna merah yang mendominasi bangunannya serta warna krem dan abu-abu. 

7. Wisata Kuliner Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku (Ubud)

Setelah lelah berwisata, tentu badan harus terisi kembali dengan asupan nutrisi bergizi yang sedap dan lezat bukan? Karena bali merupakan daerah minoritas muslim, tentu saja Anda harus lebih hati-hati dalam memilih tempat makan,

Nah, Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku yang sudah jelas kehalalannya tampaknya bisa menjadi pilihan Anda ketika cacing di perut sudah melakukan demo besar-besaran.

Disini Anda dapat menikmati berbagai menu lezat, nikmat, dan tentu halal pastinya. Ditambah dengan tempat makannya yang memiliki nuansa menenangkan dengan konsep outdoor, membuat siapa saja akan merasa nyaman berlama-lama di restoran ini.

Diantara menu-menu yang ada di nasi Nasi Ayam Ubud adalah Nasi Campur Ayam Kedewatan, Nasi Ayam Besek Kedewatan, Tipat Kuah Kedewatan, dan masih banyak yang lainnya.

Demikianlah beberapa rekomendasi wisata halal Bali yang dapat Anda kunjungi baik bersama keluarga, teman, rekan kerja, ataupun sendirian karena Anda masih jomblo kwkwk.

Pada intinya, ketika Anda travelling jangan lupa untuk senantiasa berdoa agar tetap diberikan keselamatan hingga sampai pulang rumah dan menjalani kembali rutinitas harian yang melelahkan. Wallaahu A’lam

Temukan wisata halal daerah lain:

Wisata Halal Sumbar

Wisata Halal Bandung